Lihat ke Halaman Asli

Aksi Cepat Tanggap

Organisasi Kemanusiaan

Kurban Somalia di Tengah Laras Panjang AK47

Diperbarui: 25 September 2015   10:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kurban Somalia di Tengah Laras Panjang AK47

 SAPI SOMALIA: kulit berbintik-bintik dan tanduk panjang, namun sehat, jadi ciri khas sapi Somalia 


ACTNews, SOMALIA – Negara dengan pendapatan perkapita per tahun USD 600 ini masuk kategori negara miskin. Perang yang berkepanjangan, serta bencana kekeringan parah yang pernah melanda, menyebabkan ekonomi masyarakatnya lambat bertumbuh.  Kendati perang sudah mereda, namun nuansa perang masih terasa. Dimana-mana pihak keamanan dengan bedil AK47 melintang di dada berjaga-jaga. Personil GlobalQurban Aksi Cepat Tanggap (GQ-ACT),  Rudi Purnomo dan Mukhti, mewakili amanah kurban pekurban Indonesia untuk berbagi dengan warga Negara berpenduduk 99 persen muslim tersebut.  Perasaan deg-degan tak ayal menggelayuti dada mereka berdua, selama dalam perjalanan menuju Mogadishu. Kendati  ditemani mitra lokal untuk implementasi GlobalQurban, rasa takut itu tetap muncul karena banyaknya pria-pria berbaju preman bersenjatakan AK47 mengawasi orang-orang berlalu-lalang. Mata mereka nampak liar menyapu setiap orang yang melintas.  “Alhamdulillah, akhirnya kami tiba di Somalia dengan selamat, perasaan deg-degan dan sedikit mencekam merasuki jiwa. Ini adalah pengalaman pertama saya dan mas Mukhti menginjak kaki di Somalia. Disambut oleh Ustadz  Dahir dari NGO lokal, kami dibawa menuju Hotel Hayat. Selama dalam perjalanan, kami harus melewati beberapa pos penjagaan yang cukup ketat,” tutur Rudi.  Perasaan was-was tentu saja muncul di hati mereka. Banyaknya sipil yang bersenjata, dengan tampang waspada dan siaga, berjaga-jaga di setiap lokasi membuat mencekam keadaan yang ada.  “Tapi sambil berucap bismillah, kami berdoa semoga misi kami menyampaikan amanat para pekurban, bisa tertunaikan dengan baik. Kami toh tidak mau berbuat yang aneh-aneh. Kami hanya ingin menebar kebaikan, menunaikan amanat para pekurban,” kata Rudi.  Saat tiba di penginapan, Rudi dan Mukhti istirahat sejenak. Setelah itu, rasa ingin tahu membuat keduanya ingin melakukan pengenalan lingkungan dengan keluar hotel.  Namun keinginan Rudi dan Mukhti  tak terwujud,  karena mitra lokal melarang  berjalan-jalan bebas di luar hotel.  “Kami menurut saja. Tentu saja mereka lebih tahu soal kondisi keamanan di negara mereka,” ujar Rudi mencoba mengerti.  Pagi Rabu (23/9), usai sholat subuh, Rudi bersiap pergi melihat hewan kurban yang telah dipesan dan mengunjungi lokasi tempat pelaksanaan pemotongan hewan di Somalia.  “Tepatnya di Jalan Jazeera, lokasi dekat pantai dengan suasana yg cukup tenang, dan bersih, layak untuk pemotongan qurban yang akan dilaksanakan esok hari (hari ini-red),” tutur Rudi. Usai mengambil gambar ternak-ternak sapi, Rudi dan Mukhti kembali ke penginapan untuk melakukan pertemuan dengan mitra terkait persiapan penyembelihan hewan kurban, yang akan dimulai usai shalat Idul Adha. Hari ini, hewan-hewan kurban itu mulai disembelih atas nama Allah, untuk dibagi-bagikan kepada yang berhak, warga Somalia.  (rd,mkh)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline