Lihat ke Halaman Asli

Aksi Cepat Tanggap

Organisasi Kemanusiaan

Distribusi Hewan Qurban Prioritaskan Wilayah Terdampak Bencana Kekeringan

Diperbarui: 23 September 2015   13:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Distribusi Qurban Ke Wilayah Kekeringan

Sejauh mana angan Anda untuk distribusi manfaat qurban di tahun ini? Tak perlu terlalu jauh berpikir. Tengok bagaimana derita yang kini masih dirasakan oleh kawasan di Indonesia terdampak bencana kekeringan. Hingga menjelang pelaksanaan idul qurban tahun ini, masih berderet nama-nama wilayah di Indonesia yang tak juga diturunkan hujan. Bahkan sejak 5 bulan terakhir.

Seperti yang tahun ini kembali terulang di Gunung Kidul. Tiap tahunnya wilayah pegunungan kapur di sebelah timur Kota Yogyakarta ini tak pernah luput dari bencana kekeringan.

Kenyataannya di tiap musim kemarau datang membawa derita, kawasan Gunung kidul tak pernah luput dari kekeringan. Dengan kondisi yang demikian, tak pelak lagi telah membuat kabupaten berpanoroma lanskap pantai yang indah ini selalu menjadi prioritas bantuan kemanusiaan. Baik yang berupa bantuan aplikasi teknologi dan ilmu pengetahuan untuk mencegah kekeringan dari Universitas di Yogyakarta, hingga pada bantuan distribusi hewan qurban dan air bersih.

Tahun lalu, di Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Yogyakarta, warga di satu kecamatan tak memiliki sumur di rumahnya. Umumnya mengandalkan air hujan yang ditampung dalam bak penampungan. Mereka tergantung dari beberapa sumber yang debit airnya mulai menipis.

Mengapa tak membuat sumur? Kondisi geografis tanah Gunung Kidul yang berbatu kapur memang sangat menyulitkan warga untuk mendapatkan air selain dari air PAM dan air hujan.

Sutar, relawan Global Qurban Aksi Cepat Tanggap (ACT), menuturkan, warga Gunung Kidul sudah terbiasa hidup dalam kesulitan air. Karenanya model tanaman pertanian menggunakan metode tumpang sari.

“Cadangan air dalam bentuk bak penampung rata-rata berukuran 2×4 meter dari sumber air hujan ini hanya bertahan 1 bulan, selebihnya sebagian warga membeli air yang dijual dalam bentuk mobil tangki. Satu tangki kisaran harganya seratus ribu rupiah, di beberapa wilayah harganya seratus delapan puluh ribu rupiah, tergantung jarak dari sumber air,” ujar Sutar yang kenyang dengan pengalaman memikul air sejauh 4 km dari rumahnya beberapa tahun silam.

Nawiyanto (50 tahun), seorang ayah dua anak warga Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus ini tak seberuntung warga lainnya yang bisa membeli air bersih per satu tangki. Nawi, harus memikul air dengan jerigen setiap harinya sejauh 2 km untuk kebutuhan hewan minum ternak sapi, masak, cuci dan mandi keluarganya.

Nawi terpaksa mengambil dari sumber air yang cukup jauh sejak sumur di dekat rumahnya kering karena musim kemarau panjang setahun lalu. Karena himpitan ekonomi pun, Nawi tak punya motor atau sepeda untuk angkut air karena tak pernah mampu untuk menebusnya. Bahkan untuk menggarap lahan pertaniannya Nawi meminjam sapi milik orangtuanya.

Terenyuh oleh kondisi tersebut, Nawi dan ratusan warga desa lainnya setidaknya bisa merasakan bahagia yang tertunda pasca idul qurban tahun kemarin. Mereka adalah prioritas distribusi daging qurban program Global Qurban. Untuk kawasan terdampak kekeringan Kabupaten Gunung Kidul, Global Qurban menyalurkan 50 ekor kambing setara 600 paket atau 600 KK yang disebarkan dari Lumbung Ternak Masyarakat (LTM) di Bantul, Yogyakarta.

Sesaat, daging qurban menghemat energi mereka. Untuk lauk-pauk, sudah ada untuk beberapa hari lamanya. Berkat daging kurban itu waktu mereka yang sangat berharga di tengah keterbatasan memenuhi berbagai kebutuhan, bisa dimanfaatkan untuk usaha lainnya. InsyaAllah, qurban Anda mengundang warga Gunung Kidul bisa bersyukur. Bagi wong cilik di tengah krisis air yang panjang itu, qurban Anda membahagiakan mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline