Akhir dari bulan ramadhan sudah di depan mata. Tinggal menghitung beberapa hari ke depan perayaan akbar Idul Fitri akan disambut dengan kegembiraan yang meluap-luap oleh jutaan muslim di dunia.
Akan tetap, dibalik semua kebahagiaan idul fitri, ada ancaman nyata yang membayang seputar urusan keuangan. Biasanya menjelang idul fitri, angka pengeluaran bagi setiap orang akan meningkat drastis, terutama bagi para ibu rumah tangga yang harus menyiapkan beragam perlengkapan menjelang idul fitri.
Banyak cara yang bisa diterapkan untuk mengontrol derasnya laju pengeluaran, namun semua kembali kepada niat diri sendiri. Jika hasrat atau keinginan untuk membeli sesuatu sudah jebol dan tak ada niatan untuk mengontrolnya, maka biasanya hanya penyesalan yang timbul beberapa waktu sesudahnya. Hutang yang menumpuk, kebutuhan wajib yang terabaikan dan akhirnya tak bisa terpenuhi.
Nah, untuk mengatasai problem pelik tersebut, berikut adalah beberapa strategi jitu yang dapat diterapkan:
- Tips pertama adalah buat menjadi rasional daftar belanja yang Anda butuhkan. Banyak teori membuktikan bahwa seseorang yang berbelanja akan cenderung membeli lebih dari apa yang sebenarnya Ia butuhkan.
- Maksimalkan pengelolaan anggaran
Siapkan daftar belanja khusus yang dususun berdasarkan jumlah anggaran yang Anda tetapkan untuk ramadhan. Pastikan kebutuhan yang dibeli tidak ada yang terlewat, dan jangan tambahkan barang ekstra macam apa pun. Belanjalah setahap demi setahap, misalnya produk yang bisa disimpan lebih lama bisa dibeli lebih dulu seperti rempah-rempah dan buah kering. Sementara produk yang mudah busuk harus dibeli setiap minggu, tak ada gunanya membeli dalam jumlah banyak.
- Ini masalah paling klasik: Jangan tergoda tawaran diskon dari tempat belanja langganan Anda. Biasanya diskon yang ‘jujur’ memang akan membawa keuntungan yang jauh lebih murah, namun adanya diskon cenderung mendorong kemungkinan untuk berbelanja lebih banyak daripada yang dibutuhkan.
- Maksimalkan makanan khas ramadhan yang bisa dibuat sendiri di rumah
Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Lebaran identik dengan makanan kue-kue kering yang tersaji. Jika mampu dan ada kesempatan untuk bereksperimen membuat sendiri kue-kue tersebut, cobalah untuk membuatnya sendiri. Selain biaya yang lebih murah, ada nilai pengalaman yang berharga bagi Anda.
- Janganlah selalu berpatokan pada polapikir idul fitri=baju baru.
Dalam budaya Indonesia sangat kental pola pikir yang sangat konsumerisme. Lebaran identik dengan baju baru. Padahal belum beberapa waktu lalu baju baru berhasil ditebus, bahkan baju baru yang dipakai pada lebaran tahun lalu pun hanya pernah dipakai satu kali selama satu tahun. Maksimalkan baju terbaik yang masih dipakai dan layak untuk digunakan menyambut hari kemenangan Ramadhan, 1 Syawal kelak.
Selamat berbelanja cerdas!