Lihat ke Halaman Asli

Willem Pieter

Menulis adalah Gambaran Jiwa

Kampanye Pencegahan HIV/AIDS Dalam Sepak Bola

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Sepak bola adalah olahraga yang digemari oleh sebagian besar penduduk dunia tidak terkecuali penduduk Indonesia. Banyaknya berita-berita media cetak maupun elektronik yang menjadikan sepak bola sebagai berita utamanya adalah bukti bahwa sepak bola adalah olahraga yang sangat populer. Hal inilah yang dimanfaatkan oleh United Nations Programme on HIV / AIDS (UNAIDS) dalam rangka kampanye pencegahan terhadap HIV/AIDS melalui sepak bola. Keberhasilan kampanye anti rasis didunia sepakbola menjadikan tolak ukur bagi UNAIDS untuk melobi Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA), bersama-sama berkampanye tentang pemberantasan HIV/AIDS.

Pada medio April 2014 pesepak bola ternama asal Brazil, David Luiz ditunjuk oleh UNAIDS menjadi Goodwill Ambassador. David Luiz yang adalah pemain salah satu klub Liga Primer Inggris menyatakan bahwa suatu kehormatan ditunjuk menjadi duta UNAIDS dan akan menggunakan posisinya untuk mempromosikan pencegahan HIV/AIDS.

“Adalah suatu kehormatan buat saya dan saya ingin menggunakan momentum ini utuk memberitakan pencegahan HIV/AIDS diseluruh dunia. Mata seluruh dunia akan tertuju pada negara saya Brazil dan saya akan menjawab semua kepercayaan UNAIDS pada saya,” kata David Luis.

Dalam sepak bola pemain dan seluruh penggemarnya datang untuk mencari kemenangan, namun lebih daripada itu UNAIDS juga ingin mencari kemenangan dalam pemberantasan HIV/AIDS. Melalui sepak bola David Luiz diharapkan menjadi inspirasi bagi anak muda untuk memberantas HIV/AIDS, meski di negaranya sendiri di kabarkan banyak prostitusi anak bawah umur menjelang piala dunia 2014.

Seperti yang sudah diberitakan oleh banyak media cetak dan elektronik bahwa prostitusi di Brasil adalah sesuatu yang legal bagi mereka yang berumur diatas 18 tahun, sehingga dapat dipastikan penggemar sepak bola yang datang dari berbagai penjuru dunia akan memadati tempat-tempat prostitusi untuk menghibur mereka selama berada di Brazil.

Dari total diperkirakan 35,3 juta orang yang hidup dengan HIV di seluruh dunia, diperkirakan 5,4 juta orang muda berusia 10-24.Ada beberapa 900 000 remaja (10-14) yang hidup dengan HIV.Selain itu, diperkirakan 780 000 dari total 2,3 juta infeksi HIV baru di seluruh dunia di kalangan remaja dan orang muda berusia 15-24 dengan 97% dari infeksi baru terjadi di negara-negara berkembang.

Semoga dengan adanya ajang bergengsi ini banyak mata yang tertuju bukan pada sepak bola semata, tetapi dengan menggunakan mata hati kita dapat melihat kedepan akan bahaya yang ditimbulkan oleh HIV/AIDS lewat kampanye oleh duta UNAIDS dan kiranya dapat menjadi inspirasi bagi PSSI untuk kampanye pemberantasan HIV/AIDS pada pertandingan-pertandingan sepak bola di Indonesia. Sehingga bahaya HIV/AIDS bisa dirasakan sebagai momok kekalahan dalam hidup sebagaimana kekalahan yang dialami oleh tim kesayangan kita. Sehingga apabila kita kalah, itu hal biasa dalam sebuah pertandingan, yang terpenting adalah bagaimana kita mau bangkit dari keterpurukan.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline