Hidup kita dipenuhi kebetulan. Berbagai peristiwa terjadi tanpa diramalkan. Hal-hal tak terduga memberikan kejutan. Kita pun bertanya-tanya, apa makna suatu kejadian?
Pada level pribadi kebetulan terus terjadi. Yang kita perlukan hanyalah melihat dengan sedikit jeli. Seperti tiba-tiba hujan, tepat pada waktu kita sampai di tempat tujuan. Atau tepat mendapatkan uang, ketika kita sedang amat membutuhkan.
Hal yang sama terjadi pada level sosial. Konon revolusi seringkali tidak direncanakan. Revolusi seringkali merupakan serangkaian kebetulan. Kita pun patut mempertanyakan akurasi teori-teori yang berusaha menjelaskan perubahan.
Kebetulan adalah suatu peristiwa yang sifatnya singular. Sifatnya unik dan tidak bisa diulang. Yang bisa dilakukan adalah menciptakan situasi-situasi yang memungkinkan terciptanya kebetulan yang menguntungkan. Namun usaha ini pun tidak bisa memastikan, bahwa kebetulan yang diharapkan akan terjadi.
Machiavelli
Lebih dari 600 tahun yang lalu, Nicolo Machiavelli, seorang filsuf Italia, menulis buku The Prince.
Buku ini telah menjadi traktat politik legendaris yang dipelajari banyak orang. Pada salah satu bagian buku itu diterangkan, bagaimana orang bisa mencapai tujuannya. Faktor pertama yang menentukan keberhasilan adalah keutamaan.
Keutamaan adalah ketrampilan yang mendalam tentang suatu bidang. Keutamaan moral berarti orang memahami dan trampil dalam menjalankan nilai-nilai kebaikan dalam hidupnya, sambil menghindari yang buruk. Keutamaan seorang pedagang adalah keterampilan orang dalam melakukan transaksi, tepat janji, dan melakukan investasi. Dan keutamaan seorang guru adalah keterampilannya dalam mendampingi aspek intelektual maupun emosional anak didiknya.
Untuk bisa sampai pada kebetulan yang menguntungkan, orang perlu mempersiapkan diri. Ia tidak bisa diam berleha-leha. Ia perlu melatih diri, guna mendapatkan keberuntungan. Dapatlah dikatakan bahwa keutamaan adalah kondisi pertama yang memungkinkan orang bisa mengalami kebetulan yang menguntungkan.
Untuk bisa berhasil mewujudkan suatu tujuan, orang tidak hanya perlu keutamaan, namun juga keberuntungan. Faktor keberuntungan amat terkait dengan kebetulan. Seringkali tidak ada sebab nyata, mengapa kita beruntung. Namun orang tetap perlu selalu bersiap melatih diri dalam keutamaan, supaya ia mendapatkan kebetulan yang menguntungkan.