Lihat ke Halaman Asli

Tak Ada yang Lebih Ampuh dari Doa dan Harapan Seorang Ibu

Diperbarui: 10 Oktober 2015   12:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Profesor Fathur Rokhman (kanan). Sumber foto: unnes.ac.id"][/caption]Seorang anak duduk terpuruk di samping ibunya yang terbaring lemah di rumah sakit. Dengan berlinangangan air mata diadukannya kegagalan yang baru saja diperolehnya. Ya, ia tak lolos dalam seleksi penerimaan siswa baru di SMA negeri idamannya. Nilai-nilai dalam raport SMP-nya memang tak terkategorikan buruk, namun tetap tak membantu si anak untuk bisa lolos dalam seleksi penerimaan itu.

Tak banyak yang dikatakan si ibu selain memintanya untuk bersabar dan terus berikhtiar.

“Cobalah mendaftar di SMK. Tuhan sedang menyiapkan peruntunganmu di sana. Tebuslah kemalasanmu semasa duduk di bangku SMP dengan belajar yang tekun hingga kelak kamu menjadi seorang profesor. Jangan lupa mengawali setiap kegiatan dengan bismillah,” pesan si ibu.

Semangat yang ditularkan ibundanya menjadi cambuk bagi si anak itu untuk tekun belajar. Pada tahun 1986, ketika masa pendidikannya di SMEA Negeri Banyumas berakhir, ia bukan sekedar lulus melainkan pula menyabet predikat sebagai lulusan terbaik di sekolah itu. Predikat tersebut mengantarkan kesuksesannya hingga bisa mencatatkan diri sebagai mahasiswa S1 di Jurusan Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia FPBS IKIP (sekarang UPI) Bandung.

Sayang, keberhasilannya tak bisa disaksikan secara langsung oleh ibunya. Jauh sebelum anak itu menamatkan SMK-nya, ibundanya menghadap Yang Mahakuasa untuk selama-lamanya.

Pesan ibunya tetap menjadi motivasi utamanya dalam memantikkan api semangatnya. Pada tahun 1988 ia pun tercatat sebagai mahasisiwa teladan di UPI Bandung. Ia pun kemudian menamatkan masa kuliahnya dengan nilai sangat memuaskan.

Waktu terus bergulir sejalan dengan prestasi yang diraih anak itu. Berkat motivasi dan doa ibundanya ia pun menyelesaikan pendidikan magister di Jurusan Linguistik Universitas Indonesia Jakarta tahun 1996. Tak hanya sampai di situ, ia pun kemudian meraih gelar doktor bidang linguistik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta tahun 2003.

Puncaknya, doa dan harapan ibunya akhirnya menjadi nyata. Dia dikukuhkan menjadi Guru Besar Universitas Negeri Semarang (Unnes) pada 22 Juni 2006 dengan orasi “Mengembangkan Komunikasi Lintas Budaya yang Bermakna dalam Masyarakat Multikultural: Perspektif Sosiolinguistik”.

Doa dan harapan ibunya tercapai. Anak kecil yang dulu menangis karena tak diterima di SMA negeri favoritnya itu, sekarang telah menjadi seorang profesor bidang sosiolingustik.

"Tak ada yang lebih ampuh dari doa dan harapan seorang ibu." Itulah kesimpulan Profesor Fathur Rokhman, Rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes) periode 2014 -2018.

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline