Tangannya meraba dadaku, Mak
Dia bukan laki-laki yang menjadikanku istri
Dia menghujaniku dengan uang dan air mani
Aku disini mencarimu, Mak!
Mulutnya melumat tubuhku, Mak
Dia laki-laki beristri yang terus meniduriku
Dia yang memasungku dengan bujuk rayu
Aku sendiri disini, Mak!
Mak,
Bolehkah aku pulang meminta surgamu terbuka?
Bisakah kau menutupi sekujur tubuhku dengan doa?
Jangan terus kau palingkan punggungmu, Mak
Aku muak telanjang dengan senyummu di luar kamar
Aku geram terus menerus ditindih mereka yang kau perkenankan datang
Aku sibuk mencari sisa-sisa dirimu pada malam-malam hambar
Mak, aku menangis lagi...terus menangis tiap kali kau menjadikan diriku wanita jalang!
___________________________________________________
Collected by Puisi Tambeng of
http://thedarknessofsatire.blogspot.com/2012/02/mak-aku-menangis.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H