Lihat ke Halaman Asli

Manekin Bergincu Merah

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kubawa tubuh kaku ini
Berbalut pekatnya satin hitam
Kali ini kakiku harus lebih kuat lagi
Tak lagi kutengok kemarin, aku bersiap karam

Kujual lagi tubuh beku ini
Terjamah oleh buasnya mau
Mataku buta sejak terkulum birahi
Kupatahkan laku, aku bernyanyi dalam ambigu

Sedari kupilih neraka di malam tanpa kerlip bintang,
Akulah penjual suka dalam berisiknya malam tanpa telinga
Memperkenankan mereka mendaki tubuhku yang terus mengerang
Kultus ragaku membisu saat serapah tak lagi mampu mengubur dosa-dosa pendosa

Sedari tubuhku berubah menjadi manekin dalam kaca pajang
Akulah penyabung nikmatnya gairah malam dalam manekin bergincu merah
Menghidupkan jiwa-jiwa mati dengan tubuh kaku tanpa denyut nadi, ragaku tumbang
Terhenti detak jantungku saat hukum di lidah kalian membenamkanku pada laknatnya gairah

_______________________________________


The small a part of :
http://thedarknessofsatire.blogspot.com/2011/12/manekin-bergincu-merah.html


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline