Lihat ke Halaman Asli

Selimut Kedua Pada Musimnya

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pada malam ketika kuselimuti hati
Kau telanjangi tubuhku dengan secuil rasa
Katamu,
Cintaku jatuh lagi pada hangatnya hatimu

Pada esok saat aku mencarimu dalam mimpi
Kau rampas semua gairahku dengan sedikit cinta
Katamu,
Hatiku terbelah lagi karena rinduku padamu

Setelah sekujur tubuh dan hatiku terenggut
Dalam ketelanjanganku yang ke sekian,
Kau nikmati hal yang tak pernah kutahu, dimana kau mahkotakan aku
Apakah ketika kau mendorongku ke sudut gelap tanpa pelukan disana?

Setelah seluruh mimpiku tak lagi tentang ketelanjangan
Dalam persetubuhan yang tak pernah kutahu kapan bertemu jeda
Kau menyesapku teramat kuat tanpa ikatan lumatnya akad
Apakah aku memilikimu tiap kali kudapati kau melipatku dari terangnya siang?

Aku yang telanjang tanpa kuasa memintamu utuh disini
Terus meronta dalam perih, meminta adamu ketika aku tak selalu ada
Aku yang telanjang tanpa nama dalam ramainya khalayak
Terus merajah hati ketika kau bisikkan, “Selimut kedua bisa kupakai ketika kumaui di musimnya…”

________________________________________________________________________________

Satu judul, dari beberapa judul lain pada blog saya di
http://thedarknessofsatire.blogspot.com/2011/11/selimut-kedua-pada-musimnya.html





BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline