Lihat ke Halaman Asli

bangunlah lebih awal!

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

hari ini... sengaja bangun pagi melihat ubud lebih awal sepi... murni... pagi menebar'aroma basah sisa hujan semalam jalanan masih lengang namun kehidupan telah dimulai... petugas kebersihan,para pedagang,para buruh telah menoreh ceritanya sejak tadi melihat ubud seperti ini serasa ia cuma milikku saja hanya sesaat... karena siang akan merebutnya dariku, ia jadi milik semua orang... Terik... Riuh... Sesak... aku suka menikmati pagi sambil jalan kaki semua art shop masih tidur mimpi... cuma beberapa toko 24 jam yang masih terlihat berpenghuni dingin... canang haturan kemarin masih terlihat segar di depan museum NEKA aku berlari sambil menghangatkan badan menyusuri jalan Hanoman bermanuver ke dewi sita jam digital besar di BALITAZA tak bisa diajak kompromi seakan ia mau pagi ini cepat lewat menggantinya dengan siang yang lebih berpeluang lapangan ubud masih sepi terlihat beberapa ekor anjing tua yang masih enggan menggugat mereka diam saja saat aku lewat... Menuju Jalan monkey forest terlihat bangunan besar berdiri kukuh SD 1 UBUD sekolahku dulu... Tempat kami : belajar bermain bersahabat meninggalkan sekolah,aku berjalan ke utara menuju pasar dan larut dalam harga di pasar menjual segala macam rupa tapi tak ada yang menjual kemurnian ubud di pagi hari jika kau mau melihat atau barangkali memilikinya sesaat (hanya sesaat)... bangunlah lebih awal!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline