Lihat ke Halaman Asli

Waspada Gejala DBD pada Bayi

Diperbarui: 14 Mei 2019   19:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.medicalnewstoday.com

Indonesia adalah negara tropis. Sebagai negara tropis akan lebih rentan terkena DBD. Indonesia merupakan salah satu negara tertinggi dalam kasus DBD di Asia Tenggara. Wabah DBD yang tidak segera ditangani bisa menyebabkan kematian. Yuk waspadai gejala dan cara pencegahan DBD berikut.

Gejala demam berdarah pada anak:

  1. Demam tinggi hingga 40 derajat celcius atau lebih. Berlangsung selama 1-7 hari dan mulai menurun.
  2. Bintik-bintik merah atau ruam kulit.
  3. Nyeri otot, sendi, dan tulang setelah terjadi demam.
  4. Nyeri di bagian belakang mata
  5. Pusing
  6. Kelelahan
  7. Nafsu makan hilang,
  8. Pendarahan ringan di gusi atau mimisan
  9. Kulit mudah memar
  10. Mual, muntah, nyeri perut.
  11. Sulit bernapas

Cara pencegahan

  1. 3M (Menguras bak mandi, Menutup tempat penampungan air, dan Mengubur barang bekas)
  2. Pakaian lengan dan celana panjang
  3. Gunakan pakaian berwarna terang, nyamuk lebih suka dengan warna gelap.
  4. Pakai lotion antinyamuk
  5. Pasang kelambu di tempat tidur anak
  6. Menguras bak mandi seminggu sekali
  7. Tidak menggantung atau menumpuk baju terlalu lama
  8. Pasang kasa nyamuk

3 Fase Demam Berdarah Wajib Kamu Tahu!

1. Fase Demam
Gejala awal demam berdarah yang paling awal adalah demam. Saat demam muka dan kulit menjadi kemerahan, tubuh dan otot merasa nyeri dan sakit kepala. Jika mengalami demam hingga lebih dari 10 hari, bisa jadi gejala tersebut bukan demam berdarah.

Ada kasus lain yang ditemukan selain yang disebutkan tersebut misalnya infeksi tenggorokan dan anorexia. Gejala ini menyebabkan penurunan jumlah sel darah putih dan trombosit yang didiagnosis dokter sebagai demam berdarah.

Seseorang yang mengalami demam dengan gejala tersebut, menyebabkan tidak bisanya melakukan aktifitas. Badan terasa lemas dan tak berdaya. Disarankan untuk minum air putih yang banyak untuk menurunkan suhu tubuh dan mencegah dehidrasi.

2. Fase Kritis
Setelah fase demam, anak akan memasuki fase kritis. Fase kritis ditandai dengan penurunan suhu tubuh tinggi menjadi normal. Jika begini seharusnya orangtua harus waspada. Sebab suhu tubuh yang turun derastis menyebabkan trombosit menurun dan pendarahan yang tidak disadar. Fase kritis berlangsung 24-38 jam dan harus segera ditangani oleh tim medis. Jika dalam waktu tersebut tidak ditangani, maka bisa menjadi risiko kematian.

Masa transisi dari fase demam menjadi kritis membuat pasien memasuki risiko tinggi mengalami kebocoran pada pembuluh darah. Mimisan, muntah terus menerus, pembesaran hati atau nyeri perut tak tertahankan.

3. Fase Penyembuhan
Jika anak telah melawati fase kritis, selanjutnya adalah fase penyembuhan. Awalnya anak akan merasakan demam, tetapi tak perlu dikhawatirkan. Membutuhkan waktu 48-72 jam untuk mengembalikan cairan tubuh secara perlahan. Kesehatan akan mulai membaik dengan peningkatan nafsu makan, fungsi pencernaan membaik, penurunan gejala nyeri perut dan sel darah putih kembali normal yang diikuti pemulihan jumlah trombosit.

Untuk mempercepat pemulihan, makanlah buah jambu biji. Jambu biji mengandung trombinol yang mampu merangsang trombopoietin lebih aktif, sehingga dapat menghasilkan keping darah yang lebih banyak memicu pembentukan platelet atau trombosit darah baru. Pasien demam berdarah harus konsumsi asupan yang mudah dicerna. Berikan jus jambu biji yang lembut untuk diberikan pada anak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline