Lihat ke Halaman Asli

Tikus Sawah dan Tikus Kantor

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

tikus adalah merupakan suatu binatang yang selalu membikin resah para petani,..
karena apa......
karena para tikus tikus itu selalu dan selalu makan dan bahkan merusak tanaman padi para petani..
yang apabila hal itu terjadi secara berkelanjutan, maka tidak menutup kemungkinan bagi kaum tani akan semakin sulit dalam mempertahankan ekonomi keluarga, tertuma mereka yang hanya bergantung kepada hasil panen tanpa ada sampingan lain.

pada dasarnya mereka para petani sudah berusaha untuk membasmi tikus tikus tersebut, baik menggunakan racun tikus ataupun memmbuat sebuah perancang tikus ataupun dengan cara yang lain., namun tetap saja para tikus masih tetap ada dan berkembang biak dengan begitu pesat.

yah itu baru tikus sawah......................

laantas bagaimana dengan tikus yang berdasi....?
mereka para tikus kantor bukankah sudah dikasih makan oleh rakyat, dengan mendapat gajih dari uang rakyat... bahkan gajih yang mereka dapatkan setiap bulannya tidak sedikit.....
namun mereka merasa tidak puas dengan gajih yang mereka dapatkan, dan pada akhirnya mereka mencari jalan lain dengan cara mengambil uang atau barang milik negara atau barang yang sehaarusnya menjadi hak rakyat, namun para tikus yang satu ini mengambilnya untuk keperluan dirinya sendiri secara serakah....

maka dapat disimpulkan bahwa mereka tikus kantor itu tidak ada bedanya dengan tikus sawah.....

padahal di perintahan kita sudah banyak cara untuk membasmi tikus-tikus tersebut, yaitu peran yang sangat besar dalam membasmi para tikus tersebut adalah lembaga yang bernama KPK. namun tikus tikus kantor itu tetap ada dan tumbuh berkembang secara pesat.....

maka hal ini dapat kita simpulkan bahwa, baik itu tikus sawah maupun tikus kantor itu tetap saja bersikap serakah dan sama-sama merugikan kaum kecil, khususnya mereka para petani.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline