Lihat ke Halaman Asli

Yatmi Rejeki

Suka becanda,, biar awet muda.

Mengenal Lebih Dekat Kawasan Nol Km Malioboro Yogyakarta

Diperbarui: 28 Februari 2020   20:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Air Mancur di titik 0 km Jogja sebelum dihancurkan. KLITV Leiden

Sore itu, waktu serasa berjalan lebih cepat dari biasanya. Aktifitas yang menyenangkan dan tentunya berfaedah membuat waktu 2 jam sangat kurang untuk mendengar cerita sejarah  tentang 0 km dan Malioboro. Barangkali butuh sehari bahkan lebih jika ingin mengeksplore secara deteil dan lengkap.

dokpri

Jum'at  21 Februari 2020,  saya mengikuti event K-Jogja yaitu haritage tour di kawasan 0 km - Malioboro. Seorang kawan kompasianer, yang juga penulis dari novel Hari Pelarian, Yulia Sujarwo, menjadi tour guide kami kala itu.

Titik 0 Km

Titik 0 km sering disebut jantungnya kota Jogja. Kawasan ini terletak di sisi selatan Malioboro. Gedung Bank Indonesia, Kantor Pos, dan BNI 46. Gedung-gedung yang sudah ada sejak jaman Belanda.  Namun masih tetap beroperasi sampai sekarang.

Kjogja. Foto: Riana D

Gedung BI

Gedung BI dulu dikenal dengan nama Javasche Bank. Bangunan ini dirikan pada tahun 1879. Kamu belum lahir, kan? Hehe.. Luasnya sekitar 300 meter, dengan arsitek Hulswiitt dan Cuypers.

Lanjut ke Gedung disebelahnya yaitu Kantos Pos Besar.

dokpri

Kantor Pos

Jaman dahulu, kantor pos menjadi tempat yang sangat penting sebagai media komunikasi. Disebelah Gedung BI, adalah Kartu Pos Besar. Kantor ini juga masih berfungsi hingga sekarang. Didirikan pada tahun 1912, rancangan dari insinyur-insinyur yang tergabung dalam Burgerlijke Openbare Werken (BOW), sebuah Departemaen Pekerjaan Umum dimasa pemerintahan Hindia Belanda.

dokpri

Di sebelah Kantor Pos, terputus jalan menuju Keraton Jogja, ada Gedung BNI 46 yang juga masih tampak dengan bangunan Belanda. Ternyata dulu, gedung ini, merupakan perusahaan asuransi yang bernama Indische Levensverzekeringen en Liifrente Maatschappii (NILLMIJ). Bangunan dirancang oleh Ir. Frans Johan Louwrens Ghijsels, artitek Belanda yang lahir di Tulungagung.

Air Mancur di O km Jogja. Kini sudah tak ada. dok: KLITV Leiden

Di perempatan 0 km Jogja, dahulu ada semacam air mancur di tengah-tengahnya. Tetapi kini sudah tidak ada lagi. Pemerintah waktu itu memutuskan untuk membongkarnya karena air mancur yang sejatinya untuk keindahan kota, malah sering digunakan pengemis atau orang-orang jalanan untuk mandi bahkan untuk menjemur pakaian.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline