Lihat ke Halaman Asli

Yatmi Rejeki

Suka becanda,, biar awet muda.

Nongkrong di SatayKato Yogyakarta

Diperbarui: 13 Maret 2018   13:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Satenya udah mau matang nih. foto: dok.pri

Hari mulai gelap, cuaca tampak cerah kala itu. Tak ada mendung, juga tak ada tanda akan turun hujan. Sabtu, 9 Maret 2018 sekitar jam enam sore atau setelah Maghrib  kami berjanji untuk berkumpul dan nongkrong di pinggir jalan. Nongkrong? Oh! kata itu terlalu kencur buatku. Kayak anak muda saja. 

Lha emangnya kita sudah tua? Enggaklah. Teman-teman saya masih muda. Tetapi saya mamah muda. Haha... Nongkrong  yang saya maksud disini adalah duduk-duduk berkumpul sambil makan di warung tenda di pinggir jalan. Jadi, jangan negative thinking ya.. hehe...  Makan di warung tenda pinggir jalan, soal rasa, juga tidak selalu  kalah dengan makanan di resto atau kafe mahal.  Makan bisa menjadi istimewa,  juga tergantung dengan  siapa dan makanan apa yang akan dimakan.  

Di waktu yang telah ditentukan, kami benar-benar menepati janji.  Enam wanita telah duduk satu meja. Sementara beberapa teman pria lebih memilih duduk di meja yang lain. Meskipun kami berbeda usia, namun obrolan tetap nyambung. Karena kami sama-sama  cantik energik, dan tidak sombong. Halahh... 

Ya, kami memiliki satu hobi yang sama yaitu suka menulis, sehingga perbincangan malam itu juga tak jauh-jauh dengan dunia media social. Membahas yang ringan dan renyah, serenyah kerupuk. Riuhnya  arus lalu lintas  jalan, tak kami hiraukan. Gelak tawa  mewarnai obrolan, ketika salah seorang dari kami membagikan cerita atau pengalaman yang lucu.

Sate ayam SatayKato. foto: dok.pri

Saking asyiknya mengobrol, sehingga saya sedikit terlambat  menyantap makanan yang sudah ada diatas meja. Barangkali jika nasi dan sate ayam ini bisa bicara, pasti mereka akan meminta " Nikmati  aku dulu, lalu lanjutkan ceritamu!"  Oke lah, sambil mengobrol,  pelan dan pasti, satu persatu daging ayam yang berjajar rapi ditusuk bambu itu akan berpindah ke dalam mulut, dan bergoyanglah lidah menikmati sensasi rasa sate SatayKato.

 Berbeda dengan sate ayam pada umumnya yang berrasa manis, disini  rasa sate cenderung gurih. Bagi penyuka manis, tinggal menambahkan sendiri sesuai selera, dengan kecap yang telah disediakan. Dalam penyajiananya, sate tidak ditemani saos bumbu kacang.

 Tetapi disajikan dengan guyuran sambal. Apabila tidak menyukai pedas, bisa memesan  tanpa sambal. Dan disini, jangan minta lontong ya.. karena sate disajikan dengan nasi. Untuk satu porsinya, berisi sepuluh tusuk sate. Saya sendiri menikmati sate yang berbumbu pedas. Guyuran sambal, awalnya membuat saya khawatir kepedasan. Demi mengurangi kepedasannya, sebelum menyantap, saya memberi kecap terlebih dahulu.  

Soal pedas, please jangan nantang saya, karena saya bakalan takut. Hehe..  Akhirnya, isi piring saya kosong juga, makanan tak tersisa, tinggal tusuknya doang. Yang masih ada, hanya cerita untukmu. Kapan kamu akan nongkrong disini bersamaku?  Yuhu...  Warung tenda SatayKato ini terletak di jalan Kaliurang, depan fakultas Farmasi UGM Yogyakarta.  Seperti warung tenda sore pada umumnya, SatayKato buka mulai jam lima sore hingga jam sebelas malam.  Namun, jika  sebelum jam sebelas, Anda tak menemukannya, mungkin saja sudah ludesalias habis.

kumpul, ngobrol, makan. foto: dok.pri

Tak terasa, sudah lebih dari dua jam , kami  menghabiskan waktu disana. Tak hanya kegembiraan bersenda gurau bersama, tak jua sekedar menikmati lezatnya sate. Juga tak cuma, nongkrong yang hanya menyia-nyiakan waktu.  Bahwa setiap candaan dari kami, bukan hanya kata yang tak bermakna. Bagi saya pribadi, ada ilmu yang bisa saya serap disana. 

Sekecil apapun itu, menambah pengetahuan saya. Pengalaman dari  mbak Pipit, yang seorang aktivis Genpi (Generasi Pesona Indonesia) atau cerita seru dari mba Agi yang seorang beauty blogger professional, yang kadang tanpa titik koma, dan berakhir dengan tawa kami. Dan cerita dari teman lainnya, yang  semua  menginspirasi saya.

 Bahwa bahagia itu sederhana, salah satunya adalah berkumpul bersama sahabat dan  orang-orang yang bisa membuat kita tertawa lepas dan tulus. SatayKato Yogya,  tentu  menjadi saksi kebersamaan kami. Tentang keceriaan malam yang tak terlupakan.

Salam

Yatmi Rejeki




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline