Cuaca sore itu begitu cerah. Taman dengan hijau rumput terlihat begitu asri. Disisi dinding dipenuhi dengan tanaman yang menambah suasana terasa teduh. Terdapat banyak meja kursi makan yang diletakkan disana. Dan beberapa sudah diisi oleh pengunjung. Bersambung dengan taman, ruangan didalam resto juga terbuka, sehingga pengunjung yang didalam tetap bisa memandang keluar.
Hari itu saya bersama teman-teman Kompasianer Jogja berkesempatan mengunjungi Nanamia Pizzeria Resto yang terletak di jalan Tirtodipuran no. 1 Yogyakarta. Hanya beberapa kilometer kearah selatan, dari jantung kota Malioboro. Saya kira cukup dengan limabelas menit dengan laju kendaraan biasa. Beruntung sekali Ibu Nana Dan Bapak Matthias sebagai pemilik resto ini, berkenan menemui kami, dan berbagi cerita tentang Nanamia Pizzeria ini.
"Istri saya sangat menyukai makanan Italia," ujar Pak Matthias sembari memandang mesra kearah Bu Nana. Kebetulan Pak Matthias memang memiliki latar belakang di bidang kuliner. Beliau mempunyai pengalaman bekerja di beberapa restoran besar di Eropa. Itu yang melatar belakangi berdirinya resto dengan menu-menu Italia ini. Tepatnya pada tanggal 10 September 2007 Nanamia Pizzeria resmi di buka di Jalan Moses Gatotkaca Yogyakarta. Dan pada tahun 2014 membuka kembali di Jalan Tirtodipuran no. 1 Yogyakarta. Kini di usia yang kesepuluh tahun Nanamia sudah berhasil menjadi restoran Italia yang favorit di Jogja bahkan sudah menjadi restoran bintang tiga.
Fakta menarik yang membuat kesuksesan Nanamia Pizzeria ini adalah:
Tempat dan suasana yang nyaman
Halaman yang dibuat sebagai taman membuat resto ini menjadi ramah untuk keluarga, terutama bagi anak-anak. Sambil menunggu makanan datang, diharapkan anak-anak tidak bosan, karena dapat bebas bermain seperti dirumah sendiri. Menu yang disediakan disini fresh, makanan baru akan dimasak, setelah dipesan, tentu harus bisa bersabar karena menu dimasak satu persatu.
Satu pizza saja memerlukan waktu limabelas menit dalam memasak. Bisa dibayangkan jika pengunjung sedang ramai pembeli. Tapi ini bukan warteg yang mempunyai menu siap saji. Jadi akan menjadi kurang cocok, bagi yang terburu lapar dan ingin segera makan disini. Harapan dari Owner, bahwa moment menunggu bisa dimanfaatkan oleh pengunjung untuk berbincang, berkomunikasi dengan teman atau keluarga. Seperti juga ditambahkan oleh Pak Yohan selaku kepala operasional resto. "Anggap saja disini cocok sebagai tempat wedangan." Wedangan adalah istilah Jawa, yang artinya duduk-duduk berbincang sambil menikmati makanan.
Pelayanan yang ramah
Karena ini adalah menu Italia, tentunya bagi orang awam, atau belum pernah kesini, akan bingung, bagaimana rasa setiap jenis menu-menu yang ada. Pelayan akan dengan ramah menerangkannya.
Makanan yang lezat dan halal
Bahan makanan yang segar, kualitas yang baik, tehnik memasak dan cara pengolahan yang tepat membuat makanan disini menjadi lezat. Saya sempat melihat dapur dan tungku kayu bakar yang digunakan untuk memanggang pizza disini. Kayu bakar yang digunakan berasal dari pohon buah-buahan sehingga menghasilkan aroma dan rasa yang khas.