“Aduh gimana nih? Gimana nih?” Berulang kali aku teriak panik ketika ban karet besar situ terlepas dari pantatku. Tanganku berusaha meraih ban besar itu sebisa mungkin. Aku khawatir terlepas jauh dari ban itu. Aku memang penakut dan tidak bisa berenang. Teman-teman bukannya menolong malah pada tertawa. Setelah beberapa saat, akhirnya aku berhasil meraih dan menaiki kembali ban itu. “Selamat, selamat,” kataku dalam hati. Salah seorang teman berkata, “ Mbak, kamu tuh pakai baju pelampung, nggak mungkin tenggelam.” “Iya ya.” Merasa baru sadar. Sebenarnya malu juga sih sama teman-teman. Tetapi kadang-kadang orang yang sedang panik, tidak bisa berpikir normal. “ Ketika itu arus sungai tenang, mengapa ban bisa terbalik?” tanyaku dalam hati, yang kemudian kuabaikan tak ingin tahu jawabannya. Toh aku juga selamat dan berhasil menaiki ban lagi. Sehari kemudian, melalui obrolan digrup aku baru tahu, ternyata teman sengaja membalikkan banku. Kena deh, aku dikerjain. Semoga nanti pelakunya komentar disini.
Itulah cerita di tengah perjalanan menyusuri sungai dengan menggunakan ban karet atau sering disebut tubing, yang kami lakukan di Sungai Opak dalam acara Dolan Bareng Kompasianer Jogja pada hari Sabtu 18 Februari 2017. Tempat wisata air ini bernama Geo Tubing Lava Bantal yang terletak di Tanjungtirto, Kalitirto, Berbah, Sleman Yogyakarta. Wisata tubing yang baru diresmikan tanggal 18 Desember 2016 oleh Bupati Sleman yaitu Bapak Sri Purnomo itu, buka pukul 09.00 WIB sampai 15.00 WIB dan dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata atau Pokdarwis Kalitito dengan mengkaryakan warga setempat.
Mengapa dinamakan Geo Tubing Lava bantal?
“Geo itu mengacu pada kata geologi karena pada awal dibuatnya geo tubing ini tertarik pada wisata edukatif lava bantal,” papar Bapak Sarwoto Dwi Admojo selaku anggota Badan Promosi Pariwisata Sleman. Lelehan lava yang bersentuhan dengan air laut, menjadi proses pembekuan cepat sehingga membentuk seperti bantal. Maka kemudian dinamakan Lava Bantal. Tempat wisata ini dibuka atas inisiatif dari Badan Promosi Pariwisata Sleman.
Sebelum aktivitas tubing, kami mengenakan perlengkapan keamanan tubing yang telah disediakan, yaitu helm, baju pelampung, dan sepatu tubing. Ban karet besar mampu menahan maksimal berat badan 120 kg. Kemudian sedikit pengarahan dari pemandu dan pemanasan ringan. Doa bersama adalah wajib dilakukan sebelum tubing.
Aktivitas tubing dimulai
Start trek panjang Lava Bantal
Perjalanan trek panjang adalah 2 km dan ditempuh selama 1 sampai `1,5 jam tergantung dengan arus air. Sepanjang tubing di kiri kanan sungai didominasi pohon bambu. Ditengah perjalanan terdapat lorong bambu yang saling bertemu maka sering disebut dengan lorong syahdu. Benar-benar masih alami. Karena memang tempat wisata baru ini masih dalam rangka berbenah. Untuk menjaga kebersihan sungai pihak pokdarwis mengadakan merti kali opak seminggu sekali. Ticket untuk trek panjang ini adalah Rp. 55.000,00 per orang. Untuk sepuluh orang ditemani oleh dua orang pemandu tubing. Biaya sudah termasuk perlengkapan keamanan, jasa pemandu dan asuransi. Tak terasa perjalanan trek panjang telah sampai di titik finish lava bantal. Kita kami melanjutkan ke trek pendek.
Trek pendek Lava Bantal
Arus deras dengan bebatuan besar di samping kiri kanan sungai menjadi tantangan bagi penyuka tubing. Awalnya saya ragu-ragu karena takut. Tetapi melihat perlengkapan yang terlihat aman, saya memberanikan diri juga. Helm yang digunakan untuk trek pendek berbeda dengan trek panjang. Helm ini menutupi telinga dan bagian belakang kepala, sehingga mengurangi resiko terbentur. Di trek pendek ini juga diwajibkan mengenakan dekker untuk siku dan lutut, hal ini dimaksudkan untuk menghindari benturan atau lecet. Untuk trek pendek ini, satu team adalah tiga orang dengan ditemani pemandu dua orang. Saya benar-benar menguji nyali disini. Dan setelah mencoba ternyata asyik juga menjajal arus yang deras ini. Trek pendek ini hanya sepanjang 200 m dan ditempuh dalam waktu 5 menit. Harga ticket Rp. 30.000,00.
Akhirnya petualangan tubing di Sungai Opak Lava Bantal ini selesai. Pihak pengelola membawa rombongan kami dengan mobil bak terbuka kembali ke tempat start. Wisata ini sangat cocok untuk keluarga ataupun komunitas. Untuk anak minimal berusia 10 tahun. Untuk minimal pengunjung tidak atau belum ditentukan, karena wisata ini masih baru, berapa pun orangnya pemandu siap menemani. Tempat wisata ini masih bebenah jadi belum maksimal dalam pengelolaannya. Semuanya masih alami. Jika anda berkunjung kesini saya sarankan untuk membawa bekal makanan dan minuman sendiri. Karena masih sangat minim untuk tempat kulinernya.