Lihat ke Halaman Asli

Yati Kurniawati

Penyuka Puisi dan Cerpen

Teleportasi, Alternatif Transportasi Masa Depan

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Manusia senantiasa berusaha mengembangkan sistem transportasi yang mempermudahkannya untuk berpindah dari suatu tempat ke tempat lainnya. Dengan kemajuan teknologi terciptalah berbagai alat transportasi. Seiring dengan meningkatnya tingkat perekonomian, mobil dan motor merupakan pemandangan biasa di berbagai daerah. Tak terelakkan lagi kemacetan merupakan hal biasa yang dijumpai di kota-kota besar. Meningkatnya polusi menjadi efek samping dari penggunaan kendaraan bermotor dalam skala besar. Situasi macet memang tidak mengenakkan, sungguh tidak nyaman terjebak di dalamnya. Transportasi yang mudah, cepat dan bebas macet menjadi dambaan saat ini.

Apa  yang anda bayangkan bila anda bisa berpindah dari suatu tempat ke tempat lain dalam hitungan detik? Bukan menggunakan sulap, sihir atau ilmu gaib. Anda bisa berpindah semudah anda naik lift dan segera sampai ke tempat tujuan. Gambaran peristiwa seperti itu dapat dijumpai dalam film fiksi Star Trek, tokoh-tokohnya berpindah tempat dengan masuk pada sebuah ruang, dan keluar pada ruang serupa di tempat lain.

Teleportasi adalah sebuah istilah yang berkaitan dengan pemindahan materi dari satu titik ke titik yang lain tanpa mengubah jarak antara mereka (wikipedia). Kata teleportasi pertama kali digunakan oleh Charles Fort, seorang penulis Amerika, pada  pada tahun 1931 dalam bukunya berjudul "Lo!"  untuk menggambarkan keanehan ketidaknampakan dan penampakan anomali yang bisa jadi berhubungan. Teleportasi adalah gabungan dari kata tele (bahasa Yunani) yang berarti jauh dan portare (bahasa Latin) yang berarti membawa.

Teleportasi melibatkan dematerialisasi suatu objek, dan mengirimkannya dalam bentuk detail susunan atom-atom ke lokasi lain yang menjadi tujuan. Hal ini berarti waktu dan ruang dapat dieliminasi dari suatu perjalanan, sehingga kita dapat dipindahkan ke lokasi mana saja secara instan, tanpa melintasi jarak secara fisik (sciencebiotech).

Secara sederhana, teleportasi dilakukan dengan mengubah partikel menjadi gelombang, mengirimkannya ke tempat tujuan, dan mengubah gelombang menjadi partikel kembali di tempat penerimaan.  Profesor Akira Furusawa di Tokyo pada April 2011 berhasil melakukan uji coba pertama di dunia yang meneleportasikan informasi kuantum kompleks (suara merdeka) sebagai kelanjutan percobaan-percobaan sebelumnya. Percobaan teleportasi yang telah berhasil dilakukan adalah teleportasi foton pada tahun 1998 oleh fisikawan Institut Teknologi California (Caltech), teleportasi sinar laser oleh peneliti Universitas Nasional Australia (ANU)pada tahun 2002 dan Dr Eugene Polzik dkk dari Niels Bohr Institute Copenhagen tanggal 4 Oktober 2006.

Manusia merupakan sistem yang kompleks jika dibandingkan dengan materi fisis dan makhluk hidup lain. Manusia tidak sekedar memiliki tubuh, tetapi juga memiliki jiwa dan roh. Meski demikian, secara teori sangat dimungkinkan untuk mengirimkan manusia melalui teleportasi, terlepas dari berbagai pendapat yang pro dan kontra. Saat ini teknologi pendukung belum dapat dikembangkan, tapi di masa depan teknologi ini menjanjikan sebuah solusi untuk mengatasi masalah transportasi.  Impian di masa lalu dan masa kini adalah keniscayaan di masa depan. Teleportasi adalah impian alternatif transportasi masa depan yang bebas polusi dan bebas macet.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline