Lihat ke Halaman Asli

Yasya Silmi

mahasiswi

MENGUPAS MAKNA KEHIDUPAN DALAM PUISI KARYA KO HYEONG RYEOL

Diperbarui: 20 Juni 2023   18:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 

Nama Buku: Judul asli “Pada Saat Merenung Hal-Hal yang Kuno”.   Judul terjemahan Indonesia “Ikan Adalah Pertapa

Pengarang: Ko Hyeong Ryeol

Penerjemah: Kim Young Soo dan Nenden Lilis Aisyah

Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia (KPG), Jakarta

Tahun Terbit: 2023

Tebal: xxiii + 259 Halaman

 

            Ko Hyeong Ryeol adalah penyair asal Korea Selatan yang lahir di Kota Sokcho pada tanggal 8 November 1954. Beliau memulai debutnya sebagai seorang sastrawan melalui puisi berjudul "Chuangtzu 莊子” di majalah sastra Hyundaemoonhak pada tahun 1979. Setelah itu, Ko Hyeong mulai banyak menerbitkan buku antologi puisi karyanya, seperti: Perkebunan Semangka Puncak Daechong, Aku tidak berada di Candi Erdene Zuu, dan Bunga Embun Beku. Selain tiga buku antologi puisi tadi, Ko Hyeong juga menerbitkan buku antologi puisi berjudul “Pada Saat Merenung Hal-Hal yang Kuno” yang kini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan diterbitkam dengan judul “Ikan Adalah Pertapa” pada tahun 2023. Tema besar yang diambil pada antologi puisi dwi bahasa (Korea - Indonesia) ini adalah mengenai renungan tentang kehidupan.

               Dalam karirnya sebagai seorang sastrawan, Ko Hyeong Ryeol sudah banyak menorehkan prestasi di berbagai ajang penghargaan, seperti: Jihun Literature Award (2003), Baekseok Literature Prize (2006), dan Contemporary Literature Award (2009).  Puisi-puisi karya Ko Hyeong Ryeol ini menurut Nenden Lilis A. merupakan suatu kilatan yang cahayanya dapat berpendar ke berbagai arah. Artinya, setiap puisi yang ditulis oleh Ko Hyeong Ryeol ini jika diselami lebih dalam, maka kita dapat menemukan tanda-tanda yang maknanya tidak hanya tertuju pada satu arah. Buku antologi puisi berjudul “Ikan Adalah Pertapa” yang memiliki 60 buah puisi di dalamnya ini banyak berkaitan dengan pergantian musim di beberapa puisinya. Hal ini sejalan dengan pendapat Maman S. Mahayana, bahwa dalam antologi puisi “Ikan Adalah Pertapa” penyair Ko Hyeong ingin merepresentasikan kegelisahan sang penyair atas perpindahan musim yang terus bergerak secara dinamis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline