Lihat ke Halaman Asli

yassin krisnanegara

Pembicara Publik / Coach / Pengusaha

Perubahan Usia Pensiun Menjadi 59 Tahun: Manfaat dan Tantangan

Diperbarui: 9 Januari 2025   15:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pada 2025, perubahan usia pensiun menjadi 59 tahun akan mulai terasa dampaknya di berbagai sektor. Beberapa pekerja mungkin menyambutnya dengan senyum, sementara yang lain mengernyitkan dahi, membayangkan tantangan yang harus dihadapi di usia menjelang senja. Ini bukan sekadar soal angka. Usia pensiun adalah cerminan dari perubahan pola hidup, kebutuhan ekonomi, hingga dinamika tenaga kerja yang terus bergeser.

Seorang teman saya di kantor pernah berkata, "Kalau dipikir-pikir, 59 itu lumayan juga, ya. Tapi kuat nggak, kerja sampai segitu?" Pertanyaannya sederhana, tapi penuh makna. Dalam dunia kerja yang terus bergerak cepat, usia pensiun yang lebih panjang bisa jadi peluang atau bahkan beban.

Manfaat Perubahan Usia Pensiun

1. Peluang Menabung Lebih Lama
Dengan bertambahnya usia pensiun, para pekerja mendapatkan kesempatan untuk memperpanjang penghasilan aktif. Ini sangat bermanfaat, terutama bagi mereka yang merasa persiapan finansial untuk pensiun masih belum cukup. Dalam dunia yang semakin mahal, setiap tahun tambahan bisa membantu menutupi kebutuhan yang terus meningkat.

"Memperpanjang usia pensiun memberikan ruang bagi pekerja untuk mempersiapkan masa depan dengan lebih matang," ungkap seorang pakar tenaga kerja.

2. Transfer Pengetahuan dan Pengalaman
Pekerja senior yang tetap berada di dunia kerja akan menjadi sumber daya yang berharga. Mereka bisa membimbing generasi muda, berbagi pengalaman, serta menjaga kesinambungan di perusahaan. Dalam beberapa profesi, keberadaan karyawan senior bahkan dianggap tak tergantikan.

Namun, manfaat ini tentu tidak datang tanpa syarat. Ada satu hal penting: perusahaan harus benar-benar mau memberdayakan pengalaman pekerja senior, bukan sekadar menjadikan mereka simbol loyalitas tanpa peran nyata.

Tantangan

1. Kesehatan Fisik dan Mental
Tak bisa dimungkiri, bekerja hingga usia 59 tahun akan membutuhkan stamina ekstra. Dalam beberapa jenis pekerjaan, terutama yang membutuhkan fisik kuat, kebijakan ini bisa menjadi tantangan berat. Apakah semua pekerja siap menghadapi tekanan kerja di usia tersebut?

Saya pernah mendengar seseorang bergumam, "Kalau fisik sudah nggak kuat, gimana mau produktif?" Ini adalah pertanyaan yang realistis.

2. Hambatan Regenerasi Tenaga Kerja
Penundaan usia pensiun juga bisa memperlambat regenerasi tenaga kerja. Generasi muda mungkin harus menunggu lebih lama untuk mendapatkan posisi strategis. Hal ini, jika tidak diatur dengan baik, berpotensi menciptakan ketimpangan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline