Lihat ke Halaman Asli

Aku Membacanya Untukmu

Diperbarui: 24 Juni 2015   14:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sudah bertahun-tahun berlalu

Saat terakhir kupeluk

Tubuh renta yang sudah lelah

Ingin menepis suratan Ilahi

Ingin kutumpahkan marah hati

Aku ingin mataku salah

Aku ingin bukan engkau yang tidur diam

Sesak di dada menghimpit dalam

Kulantunkan ayat-ayat suci di sampingmu

Untuk menenanimu yang berjalan sendiri

Agar kau tidak merasa sunyi

#

Kubacakan untukmu

Seperti yang selalu ingin kau dengar dariku dulu

Dulu sewaktu kau masih tegak berdiri

Masih ada senyum lembutmu

Masih bisa membelaiku

Memarahiku dengan sayang

Kadang kulihat gurat kecewamu

Saat aku enggan membaca Kalam-NYA untukmu

#

Sekarang ................

Sekarang aku rindu Ayah

Rindu engkau memintaku

Rindu engkau memujiku

Aku rindu engkau mendengar suaraku

Mendengar aku membaca ayat demi ayat untukmu

Maafkan anakmu Ayah

Yang tak mampu menghitung semua letihmu

Yang terlambat memaknai cintamu

#

Aku tahu Ayah

Walau tak terlihat ragamu

Engkau selalu duduk menungguku di sana

Sendiri

Dengan senyum penuh harap

Menunggu aku membacanya untukmu

Untuk membantumu menemui Yang Maha Tinggi

Dengarkan suaraku Ayah

Dengarkan rinduku

Aku akan selalu membacanya untukmu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline