Lihat ke Halaman Asli

Primadona Sekolah

Diperbarui: 31 Januari 2024   20:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Akira temanku yang cantik dan pintar, dia juga sering mengajari anak lain tanpa memandang latar belakang mereka, Akira selalu berteman dengan siapa saja. suatu hari aku dan Akira sedang berjalan bersama menuju kelas tapi salah satu anak tidak sengaja menabrak Akira tapi Akira hanya tersenyum dan membantu anak itu. yah...tidak heran jika banyak yang mengidolakannya.

"Akira, aku akan pergi dahulu kamu bisa berbicara dengan mereka" Aku tersenyum kepada Akira.

"Baiklah selamat ketemu di sana, Riana"

Aku pergi ke kelas dan duduk sendirian, beberapa waktu kemudian bel berbunyi tapi aku tidak melihat Akira datang ke tempat duduk ku dan melainkan ia duduk bersama anak lain begitu pula saat aku istirahat, aku biasanya membaca buku bersama di perpustakaan tapi Akira sepertinya sedang sibuk dengan anak lain. Aku melihat Akira bersama anak yang lumayan populer lainnya dari jendela perpustakaan, aku tidak cemburu atau apapun itu karena aku tahu orang populer itu bagaimana jadi aku hanya diam dan duduk di sana.

Hari-hari selanjutnya pun semakin aneh walaupun aku sedang bersama Akira. Pada saat jam istirahat tiba-tiba anak dari kelas lain memandang ku dengan tatapan yang sinis dan aku bingung dengan apa yang terjadi tapi aku mencoba untuk tidak memikirkan hal itu dan pergi menuju perpustakaan seperti biasa. Keanehan mulai menjadi-jadi saat keesokan harinya seluruh anak sekolah melihat ku dengan tatapan yang tidak menyenangkan, aku bingung dengan semua tatapan itu lalu berjalan cepat menuju kelas ku.

"Riana!" Tiba-tiba Akira berlari kearah ku dan memeluk ku.

"Akira? Ada apa?" 

"Kamu tidak apa-apa?"

"Iya aku tidak apa-apa, Akira...apa yang kamu khawatirkan?" Aku memiringkan kepalaku.

"Aku hanya khawatir karena kamu dilihat dengan tatapan yang tidak nyaman...tapi syukurlah kamu tidak apa-apa" Akira tersenyum kepadaku. Aku mengangguk lalu duduk di kursi ku, Akira mengikutiku dan duduk di sebelah ku. Waktu berlalu bel berbunyi menandakan pukul 3 sore, para siswa dan siswi berlari keluar kelas mereka dan pulang menuju rumah mereka masing-masing, Akira izin kepadaku bahwa dia pulang bersama temannya yang lain aku hanya mengangguk dan berjalan pergi sendirian. Saat pulang aku melihat Akira bersama teman nya yang lain nya berjalan menuju gang yang sempit dan gelap aku mengendap-endap dan bersembunyi di ujung gang itu dan mengintip mereka.

Bersambung

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline