Lihat ke Halaman Asli

Perjuangan Santri

Diperbarui: 25 Oktober 2023   20:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

1965 tepatnya pada tanggal 22 Oktober para santri melakukan kegiatannya bersama temannya sebelum datang beberapa mobil masuk ke dalam pesantren dan parkir di sembarang tempat. Saat para mobil sudah parkir, keluar banyak anggota pasukan yang bisa di sebut tentara sedang berdiri rapi di sebelah mobil terdepan. Perlahan pintu mobil terbuka dan keluar pria berseragam organisasi keluar dan berjalan ke arah kami dan bertanya dimana Kyai kami, tetapi saat pria itu bertanya Kyai kami keluar dengan tergesa-gesa dan menyuruh kami untuk mundur. Pria tersebut tertawa dan menyapa Kyai dengan suara ramah namun menyeramkan.

 Adam salah satu santri di sana bergumam dalam hati bahwa Kyai pernah berkata kepada santrinya kalau pria itu adalah Edward ketua organisasi terkejam pada masa ini. Tiba-tiba saat Kyai dan Edward sedang berbicara wakil ketua organisasi mengucek matanya dan para pasukan organisasi itu menodongkan senjatanya ke arah kami semua. Adam terkejut dengan gerakan tiba-tiba yang dilakukan oleh pasukan itu dan Adam tahu bahwa wakil ketua tersebut memberikan kode kepada para pasukannya untuk menodongkan senjata kepada kami. Ketua organisasi menyeringai menyeramkan dan berkata kalau ia ingin mengambil Kyai untuk sementara waktu. Para santri berteriak marah karena tahu apa yang pria itu maksud lalu salah satu dari mereka mengambil bendera dan naik ke lantai dua gedung pesantren ini lalu mengibarkan bendera dan berteriak kepada organisasi itu untuk tidak akan menyerahkan Kyai. Tapi takdir berkata lain, pasukan itu menembak ke lantai dua tapi Alhamdulillah santri tersebut selamat dan di suruh turun oleh Kyai.

Kyai kami pun ikut dengan pria tersebut. Kami para santri juga para ustadz sedang mengaji bersama di masjid dan berdoa meminta keselamatan bagi Kyai kami tapi malam itu dua anak tidak ada di sana, mereka adalah Ali dan Haidar. Di sisi lain mereka berdua menyelinap ke markas organisasi mereka dan tidak sengaja melihat Kyai sedang di siksa untuk berhenti melanjutkan dakwah tetapi mereka cepat-cepat untuk pergi. Takdir berkata lain, Ali dan Haidar di ketahui oleh pasukan di sana dan dikejar. Saat mereka berlari Ali....

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline