Lihat ke Halaman Asli

Nilai Menjanjikan, Menyuling Rejeki Melalui Minyak Sereh Wangi

Diperbarui: 2 Maret 2020   14:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

BOGOR - Minyak sereh merupakan salah satu jenis minyak atsiri atau minyak aromatik. Minyak sereh memiliki banyak manfaat diantaranya di bidang kesehatan sebagai minyak yang digunakan untuk aromaterapi, obat gatal-gatal, menangkal ketombe pada rambut serta jamur pada kulit. Selain itu, minyak sereh dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan parfum serta kebutuhan farmasi lainnya. Minyak sereh wangi sendiri dapat digunakan sebagai bahan baku untuk kebutuhan industry food grade, bahan kimia, kosmetik, sabun, shampo, parfum dan obat-obatan

LIPI menyatakan minyak atsiri merupakan salah satu komoditas ekspor agroindustri potensial sebagai sumber devisa. Tanaman atsiri yang menjadi unggulan dan berkembang pesat di dunia diantaranya Nilam, Sereh Wangi, Cengkeh, Jahe, Pala, Lada, Kayu Manis, Cendana, Melati, Akar Wangi, Kenanga, dan Kayu Putih.

Bapak Dede merupakan seorang tentara yang terjun menekuni usaha pertanian dengan melakukan budidaya dan penyulingan minyak sereh wangi. Menurutnya, minyak sereh mempunyai potensi yang besar karena tidak hanya dibutuhkan saja di Indonesia, tetapi menjadi kebutuhan masyarakat dunia. Selain itu, pasokan minyak atsiri 60%-70% berasal dari Indonesia. Memiliki latar belakang sebagai lulusan pertanian membuatnya ingin mengimplementasikan apa yang sudah ia dapat di bangku perkuliahan.

Bapak Dede dalam menjalankan usahanya bekerjasama dengan beberapa petani yang berada di Desa Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dalam satu hari ia dapat melakukan 2 hingga 3 kali penyulingan minyak sereh. Biasanya minyak yang dihasilkan dalam satu kali penyulingan dapat mencapai 6 kg minyak dari daun sereh sebanyak 1 ton.

"Budidaya sereh wangi pada umumnya sama seperti pertanian konvensional lainnya. Bedanya sereh wangi lebih mudah. Sekali tanam itu untuk 8-10 tahun masanya, sedangkan untuk panen pertama dimulai pada 6 bulan awal dan untuk bulan berikutnya 2,5-3 bulan sekali dapat dipanen kembali." Ujar Bapak Dede di Caringin, beberapa waktu lalu.

Bapak Dede kini hampir menanam sebanyak 15 hektar (ha) tanaman sereh wangi, sedangkan untuk 1 hektarnya rata-rata dapat menghasilkan 15-20 ton daun sereh wangi. Dari hasil tersebut ia dapat menghasilkan sebanyak 7-10 kg minyak sereh wangi untuk satu ton daun. Adapun dalam hal produksi terdapat hambatan dimana jika cuaca memasuki musim hujan maka kandungan air dalam daun tanaman sereh wangi akan menjadi banyak sehingga minyak yang dihasilkan pun berkurang.

Minyak sereh wangi milik penyulingan Bapak Dede kemudian di distribusikan kepada beberapa perusahaan sebagai bahan baku produksi. Beliau memproduksi minyak tersebut sesuai dengan kebutuhan pasar. Target dari penyulingan milik Bapak Dede ini kedepannya adalah dapat mengirimkan atau menditribusikan hasilnya menuju pasar ekspor dengan negara tujuan seperti Amerika dan Spayol.

"Kualitas minimal ekspor adalah minyak mengandung 35% citronella. Target saya ekspor dan alhamdulillah kandungan minyak sereh wangi saya sudah menyentuh angka hampir 40%." Ujar Bapak Dede.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline