G30S/PKI (Gerakan 30 September/Partai Komunis Indonesia) adalah peristiwa penting dalam sejarah Indonesia yang terjadi pada malam 30 September hingga dini hari 1 Oktober 1965. Partai Komunis Indonesia (PKI).
Pada malam tersebut, beberapa perwira tinggi Angkatan Darat diculik dan dibunuh, termasuk Jenderal Ahmad Yani dan enam perwira lainnya. Para pelaku berusaha merebut kekuasaan dengan mengklaim bahwa mereka ingin mencegah kudeta oleh "Dewan Jenderal," sebuah kelompok yang mereka tuduh berencana menggulingkan Presiden Sukarno. Namun, gerakan ini berhasil digagalkan oleh Mayor Jenderal Soeharto yang saat itu memimpin Komando Strategi Angkatan Darat (Kostrad).
Peristiwa penganiayaan terjadi pada tanggal 13 Januari 1965 sekitar subuh, di desa Kanigoro. Ribuan orang orang PKI menyerbu traning center pelajar Islam Indonesia. Dua hari kemudian pada tanggal 15 Januari 1965, orang orang PKI menyerang petani Sudarno dengan dalih sangketa sawah. Pada tahun yang sama di Sumatera Utara terjadi sepihak PKI yang di kenal sebagai peristiwa Bandar Betsy, konflik agraria antara rakyat yang tergabung dalam Barisan Tani Indonesia (BTI) yang berafliasi dengan Partai Komunis Indonesia (PKI), dengan pengelola perkebunan. Dalam peristiwa ini, seorang petugas bernama Peltu Letda Sujono pada 14 Mei 1965. Aksi ini terjadi di Indramayu, Boyolali, Klaten dan berbagai daerah lain di Indonesia.
Kesimpulan peristiwa G30S/PKI:
Peristiwa G30S/PKI adalah tragedi nasional yang menandai peralihan kekuasaan di Indonesia dari Orde Lama (era Sukarno) ke Orde Baru (era Soeharto). Kudeta ini gagal, dan dampaknya sangat besar, mengakibatkan pembantaian massal terhadap mereka yang dituduh terkait dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) serta pembubaran PKI itu sendiri. Soeharto kemudian naik ke puncak kekuasaan sebagai presiden, memulai era Orde Baru yang berlangsung selama lebih dari 30 tahun.
Pesan moral:
Peristiwa G30S/PKI mengajarkan bahwa di balik perjuangan pasti ada hikmah nya dan menjunjung tinggi keadilan serta hak asasi manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H