Lihat ke Halaman Asli

yasmin

Mahasiswa

Suara dalam Malam

Diperbarui: 27 Juni 2023   21:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Langit gelap tidak menampakkan cahaya bintangnya, bulan enggan menampakkan sinarnya. Jemari lentik itu dengan lihainya menekan setiap tombol huruf dikeyboard laptopnya. Hanya suara jarum jam dan keyboard yang terdengar mengiringi malam Chia hari ini. mungkin lebih tepatnya hampir setipa malam, tidak hanya hari ini. Entah bagaimana dia bisa bertahan disetiap malamnya. 

Sore ini Chia duduk di dalam kelas memperhatikan setiap meteri yang diberikan dosen berkemeja tosca. Setelah jam kelas berakhir Chia dan ketiga temannya memilih untuk duduk bersantai di taman dekat gedung kelas. Jika sudah seperti ini, mereka  akan membicarakan banyak hal mulai dari materi perkuliahan sampai hal-hal sepele yang seharusnya sangat tidak penting untuk dibicarakan. mereka hanya mengisi waktu luang bersama. Percakapan panjang seperti ini mungkin hanya Chia lakukan saat seperti ini, saat bersama teman terdekatnya. 

Waktu kembali menuju malam, dan Chia kembali menjadi dirinya yang tidak diketahui orang lain. Dengan tidak menyuarakan riuh suara di dalam pikirannya adalah cara terbaik untuk menikmati hari-harinya. Chia kembali menemani bulan dan bintang dengan diamnya meninggalkan keramian. Menyerap segala ketenangan yang diberikan oleh malam melalui hembusan anginnya, memberikan banyak harapan baru berasama cahaya bintangnya. Tidak akan ada waktu paling sempurna bagi Chia selain malam dengan segala ketenangannya. Meski kenyataanya tidak setiap malam akan Chia jalani dengan seratus persen ketenangan, tuntutan tugas kuliah yang harus segera Chia selesaikan menjadi pewarna dalam gelap malam yang dilalui.

Sejak hari itu, Chia berjanji kepada malam bahwa hanya dengannya dia akan menceritakan setiap paragraf yang muncul dalam pikirannya. Chia terlihat sangat terbuka dalam kesehariannya, namun siang tidak akan pernah mengerti bagaimana dia menceritakan banyak hal kepada bulan. Chia memilih duduk di balkon kamar kosnya dengan segelas kopi hangat yang baru saja dibuatnya. Menatap langit malam seakan mengajaknya berbiacara bahwa saat ini adalah waktunya bercerita.

Meski malam tidak akan pernah menanggapi setiap ceritanya, tapi malam akan setia mendengarkan apapun keluhnya tanpa menentang kelemahannya, membiarkan Chia menunjukkan dirinya, dan tanpa memaksa untuk tetap baik-baik saja. tidak akan ada yang tahu paragraf panjang apa yang ia ceritakan pada bulan semalam. Biarkan malam menyimpan seribu paragraf yang Chia ceritakan.

malam/28/06

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline