Lihat ke Halaman Asli

Ini Cara Berantas Korupsi Indonesia!

Diperbarui: 18 Juni 2015   06:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari Rabu, tanggal 9 Juli, 2014 pemungutan suara untuk Pilpres telah dilaksanakan dan berlangsung relatif aman. Untuk sementara 8  survei Quick Count yang kridibel memberikan informasi bahwa kandidat Jokowi dan Jusuf Kalla unggul lebih kurang 5% dari kandidat Prabowo Subianto. Mudah2an penghitungan real oleh KPU akan berjalan aman dan jujur sehingga memberikan hasil yang sebenarnya. Terlepas dari siapa yang akan menang pada Pilpres 2014 ini, ke 2 pihak lagi2 jual janji akan memberantas korupsi yang merupakan penyakit kronis bangsa ini. Korupsi sudah benar parah di negeri ini, kalau kita analogkan dengan penyakit kanker ganas sudah stadiun 4 yang mematikan. Artinya, negeri ini sedang sekarat menjemput maut.

Kita masih ingat ketika regim SBY memenangkan Pilpres 2009 juga menjual janji; “ Katakan Tidaaak kepada korupsi”. Sebagai jargon dari Partai Demokrat, tapi kenyataan selama 5 tahun pemerintah SBY korupsi justru semakin marak baik di Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif. Yang sangat membuat publik marah yang korupsi justru petinggi2 partai SBY sendiri. Pemerintahan SBY boleh dikatakan gagal memberantas korupsi sebagaimana yang mereka janjikan kepada rakyat.

Pemberantasan korupsi merupakan tuntutan prioritas rakyat untuk pemerintahan baru. Negeri ini selama 69 tahun merdeka bukan maju malahan regresi (alias mundur) kalau dibandingkan dengan negara tetangga Malaysia saja. Sebenarnya sebagai manusia Indonesia kita harusnya malu sangat seperti yang diwakili oleh puisi yang diciptakan oleh Taufik Ismail dengan judul: PUISI MALU (AKU) JADI ORANG INDONESIA. Puisi ini diperkuat lagi puisi yang diitulis oleh Sobron Aidit yang bertajuk : CERITA TENTANG KORUPSI. Membaca dan merenungi kedua puisi dengan tema korupsi di negeri ini, rasanya Negara ini sudah Hopeless. Sebagai anak bangsa kita kadang2 merasa hampa dinegeri yang hingar bingar korupsi diseluruh lini negeri ini.

Walaupun demikian, sebagai bangsa besar tentu tidak pernah menyerah untuk terus melakukan perbaikan secara kontinyu. Pilpres yang baru selesai dan berjalan lancar dan aman merupakan pesta demokrasi rakyat. Pilpres merupakan indikator perbaikan sosial politik bangsa yang bermartabat untukmasuk pada tahapan negara moderen dan dihargai oleh bangsa2 lain di dunia.

Bagaimana caranya berantas korupsi?

Sebagai dosen Pasca Sarjana Universitas Negeri di Jakarta, pada sesi Kepemimpinan saya meminta 3 orang mahasiswa untuk tampil kedepan kelas. Kepada mereka diberikan situasi Hypotetik sebagai berikut: “Kalau anda adalah Presiden RI, apa yang akan anda lakukan untuk memberantas habis korupsi di negeri ini”?

Mahasiswa pertama, negeri ini akan makmur bila keadilan ditegakkan se-adil2nya tanpa memandang siapapun pelaku korupsi harus dihukum seberat-beratnya sesuai dengan hukum yang berlaku. Saya akan perkuat Komisi Anti Korupsi (KPK) dengan meningkatkan anggaran, jumlah dan kompetensi SDM. Pada setiap provinsi akan dibuat kantor2 cabang KPK sehingga korupsi yang telah menyebar pada tingkat propinsi, kabupaten dan kota dapat dicegah. Tuntutan hukuman kepada koruptor akan diberikan secara maksimal sesuai dengan dengan undang2. Pembuktian terbalik atas harta kekayaan koruptor harus diterapkan. Bila koruptor tidak dapat membuktikan asal-usul harta bendanya maka akan disita oleh negara sesuai undang2.

Mahasiswa kedua, di Indonesia Koruptor ratusan milyar bahkan trilyunan, bukannya dipotong jari apalagi tangannya malah di potong masa tahanan! Malahan, kita lihat para tahanan KPK dengan congkak dan tersenyum bahkan membuat pernyataan politik kepada publik. Seolah-olah mereka manusia tanpa dosa. Ini sungguh menyebalkan dan melukai hati rakyat. Sudah merampok, malah tertawa-tawa bagai dagelan gila. Bahkan, koruptor Akil Muchtar, mantan Ketua Makamah Konstitusi, malah sempat menampar wartawan yang meliput pengadilan TIPIKOR, Jakarta. Luar biasa bukan?Oleh karena itu, semua terdakwa koruptor selain menggunakan rompi KPK, juga harus diborgol tangannya sehingga tidak bisa mengacungkan jari, melambaikan tangan apalagi nampar wartawan. Saya setuju hukuman koruptor diperberat ditambah potong jari sesuai yang diusulkan oleh koruptor ini sendiri. Khusus, koruptor yang bernilai diatas Rp 100 milyar harus ditegakkan hukuman mati, katanya secara ber api-api. Woww, ngeri kali usul mahasiswa ini!

Mahasiswa ketiga, dia mengatakan bagaiman kalau kita mencontoh negara lain yang suskses memberantas korupsi yaitu RRT. Di Negeri ini seorang pejabat memakai jam mewah saja bisa diusut dan kalau tidak dapat membuktikan bahwa jam itu barang halal, maka langsung ditangkap dan dihukum secara setimpal. Mahasiswa ini menyampaikan bagaimana janji Pedana Menteri RRT ketika dilantik tahun 1991: “ Beri saya 100 peti mati, 99 akan saya gunakan untuk mengubur para koruptor, dan 1 untuk saya kalau saya melakukan tindakan korupsi" Itulah ucapan Zhu Rongji Perdana Mentri China yang melegenda dalam membrantas korupsi. Koruptor di Cina dieksekusi hukuman mati di depan publik, meski mereka menerima suap atau mengkorupsi beberapa Milyar saja. Memang banyak bangsa lain yang menentang hukuman mati untuk koruptor tetapi terbukti efektif dan menjadi momok buat mereka yang coba-coba mau korupsi. Ada 6 Koruptor pejabat tinggi China yang ditembak mati :1. Wakil Walikota Hangzhou, Xu Maiyong (52th) 2. Wali Kota Suzhou, Jiang Renjie (62 th) 3. Pejabat Bank, Xiao Hongbo (37 th) 4. Menteri Kereta Api China, Liu Zhijun (60 th) 5. Pejabat Provinsi Jiangxi, Hu Chang-qing Hu 6. Pejabat Partai Komunis, Cheng Kejie Wakil ketua Kongres Rakyat Nasional. Sejak 2007 sudah 4800 pejabat china yang korupsi menjadi terpidana mati.

Pada tahun 90an di China, terjadi masalah krisis ekonomi, besarnya angka pengangguran di kota2, dan sekandal korupsi pada birokrasi pemerintahan China juga marak. PM Zhu dengan keras memberantas korupsi dan berefek terhadap kenaikan GDP China rata 9,7% per tahuan selama 2 dekade samapi tahun 2000. Ketika terjadi krisis ekonomi asia dan terjadi bencana banjir besar domestik sekalipun, China masih mampuh tumbuh pada 7,9% pada 9 bulan tahun 2002. Prestasi China ini sangat mencengangkan dunia. Saat ini China merupakan raksasa ekonomi dunia yang telah menaklukkan Amerika Serkat. Ini semua dimulai oleh sumpah PM Zhu Rongji untuk memberantas korupsi secara konsisten.

Terakhir. Ini yang repot mahasiswa2 bertanya: “ Bagaimana menurut bapak agar negeri ini bebas dari koruptor”? Terus terang saja bukan hal yang mudah untuk menjawab pertanyaan ini. Tentunya, saya menyetujui pendapat mahasiswa pertama dan kedua bahwa koruptor harus dihukum seberat-beratnya dan harta haramnya disita oleh negara sesuai undang-undang. Untuk pendapat mahasiswa ke 3, lesson learned, sangatlah penting, tapi hukum mati apakah dimungkinkan oleh Undang2 Negara kita? Persoalan terbesar di negeri ini adalah alfa nya Pemimpin Besar yang Jujur sekelas PM Zhu Rongji. Apakah presiden kita yang baru mempunyai karakter dan ahlak seperti PM China tersebut? Semalam, Kamis, tgl 11, juli, 2014, saya sempat menonton acara Presiden Pilihan Kita di Metro TV. Ada suatu pernyataan yang perlu disimak publik ketika pembawa acara Najwa Sihab menanyakan: “ Apakah yang membuat anda bisa konsisten pada janji-janji kampanye Anda”? Jawab Jokowi dengan tegas: “ Tidak ada kepentingan kecuali untuk Rakyat”. Sebenarnya, sebagai rakyat kita sudah kapok dibohongi oleh pemimpin negeri ini. Kali ini, janji Jokowi harus kita tagih, awasi, tegor, dan tuntut bila dia ingkar janji kepada rakyat!!!

Apakah semua itu cukup?

Presiden dan Wakil Presiden terpilih mereka harus disumpah sesuai Undang2. Biasanya kegiatan penyumpahan Presiden dan Wakil Presiden dilakukan di sidang Pleno MPR dengan lafal sumpah standar sesuai dengan agama yang mereka anut. Masalahnya, apakah mantan Presiden2 kita dapat memberantas korupsi seperti PM Zhu Rongji? Nyatanya tidaaak! Malahan korupsi menjadi sistemik baik di Eksekutif, Legislatif, Yudikatif dan pelaku bisnis juga terlibat. Sudah begitu rusak moral negeri, hanya orang besar tanpa kepentingan yang bisa membereskan penyakit kanker ganas ini!

Saya mengusulkan, selain Presiden dan Wakil Presiden terpilih yang harus disumpah sesuai undang2. Para istri mereka juga disumpah dan berjanji pada rakyat indonesia: “ Saya Istri Presiden dan Wakil Presiden berjanji untuk tidak akan menerima satu rupiahpun uang subhat apalagi haram dari suamiku atau siapapun”. Kemudian sumpah dan janji istri2 Presiden dan Wakil Presiden menjadi sumpah dan janji istri2 para Menteri dan jajaran dibawahnya, Pimpinan Polri,TNI, DPR, MPR, MA, MK, Jaksa Agung dan KPK. Sumpah dan janji terus berantai kepada istri2 Gubernur, Walikota dan Bupati. Kalau semua jalankan sumpahnya dan diawasi serta ditegakkan, negeri ini akan tercegah dari tindakan korupsi dan tidak perlu tegakkan hukuman mati di negeri berdasar Prikemanusian ini

Saya yakin kalau para pemimpin dan istrinya tidak mau memakan barang haram walau satu rupiah pun. Negeri ini dalam jangka 10 tahun akan mengejar ketinggalan dari negara-negara maju lainnya. GDP dua digit bukan lah impian, pasti dapat diwujudkan kalo semua jujur. Adil dan jujur adalah syarat kemamkmuran negeri tercinta ini. Wahai Presiden kami ..... jangan bohongi kami lagi. Cukup, cukup, sudah kami dibohongi! ( saya lampirkan 2 puisi yang menggetarkan jiwa ini)

PUISI MALU (AKU) JADI ORANG INDONESIA

Karya : TAUFIK ISMAIL

Ketika di Pekalongan, SMA kelas tiga

Ke Wisconsin aku dapat beasiswa

Sembilan belas lima enam itulah tahunnya

Aku gembira jadi anak revolusi Indonesia

Negeriku baru enam tahun terhormat diakui dunia

Terasa hebat merebut merdeka dari Belanda

Sahabatku sekelas, Thomas Stone namanya,

Whitefish Bay kampung asalnya

Kagum dia pada revolusi Indonesia

Dia mengarang tentang pertempuran Surabaya

Jelas Bung Tomo sebagai tokoh utama

Dan kecil-kecilan aku nara-sumbernyaDadaku busung jadi anak Indonesia

Tom Stone akhirnya masuk West Point Academy

Dan mendapat Ph.D. dari Rice University

Dia sudah pensiun perwira tinggi dari U.S. Army

Dulu dadaku tegap bila aku berdiri

Mengapa sering benar aku merunduk kini

Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak

Hukum tak tegak, doyong berderak-derak

Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, ebuh Tun Razak,

Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza

Berjalan aku di Dam, Champs Élysées dan Mesopotamia

Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata

Dan kubenamkan topi baret di kepala

Malu aku jadi orang Indonesia

Di negeriku, selingkuh birokrasi peringkatnya di dunia nomor satu,

Di negeriku, sekongkol bisnis dan birokrasi

berterang-terang curang susah dicari tandingan,

Di negeriku anak lelaki anak perempuan, kemenakan, sepupu

dan cucu dimanja kuasa ayah, paman dan kakek

secara hancur-hancuran seujung kuku tak perlu malu,

Di negeriku komisi pembelian alat-alat berat, alat-alat ringan,

senjata, pesawat tempur, kapal selam, kedele, terigu dan

peuyeum dipotong birokrasi

lebih separuh masuk kantung jas safari,

Di kedutaan besar anak presiden, anak menteri, anak jenderal,

anak sekjen dan anak dirjen dilayani seperti presiden,

menteri, jenderal, sekjen dan dirjen sejati,

agar orangtua mereka bersenang hati,

Di negeriku penghitungan suara pemilihan umum

sangat-sangat-sangat-sangat-sangat jelas

penipuan besar-besaran tanpa seujung rambut pun bersalah perasaan,

Di negeriku khotbah, surat kabar, majalah, buku dan

sandiwara yang opininya bersilang tak habis

dan tak utus dilarang-larang,

Di negeriku dibakar pasar pedagang jelata

supaya berdiri pusat belanja modal raksasa,

Di negeriku Udin dan Marsinah jadi syahid dan syahidah,

ciumlah harum aroma mereka punya jenazah,

sekarang saja sementara mereka kalah,

kelak perencana dan pembunuh itu di dasar neraka

oleh satpam akhirat akan diinjak dan dilunyah lumat-lumat,

Di negeriku keputusan pengadilan secara agak rahasia

dan tidak rahasia dapat ditawar dalam bentuk jual-beli,

kabarnya dengan sepotong SK

suatu hari akan masuk Bursa Efek Jakarta secara resmi,

Di negeriku rasa aman tak ada karena dua puluh pungutan,

lima belas ini-itu tekanan dan sepuluh macam ancaman,

Di negeriku telepon banyak disadap, mata-mata kelebihan kerja,

fotokopi gosip dan fitnah bertebar disebar-sebar,

Di negeriku sepakbola sudah naik tingkat

jadi pertunjukan teror penonton antarkotacuma karena sebagian sangat kecil bangsa kita

tak pernah bersedia menerima skor pertandingan

yang disetujui bersama,Di negeriku rupanya sudah diputuskan

kita tak terlibat Piala Dunia demi keamanan antarbangsa,

lagi pula Piala Dunia itu cuma urusan negara-negara kecil

karena Cina, India, Rusia dan kita tak turut serta,

sehingga cukuplah Indonesia jadi penonton lewat satelit saja,

Di negeriku ada pembunuhan, penculikan

dan penyiksaan rakyat terang-terangan di Aceh,

Tanjung Priuk, Lampung, Haur Koneng,

Nipah, Santa Cruz dan Irian,

ada pula pembantahan terang-terangan

yang merupakan dusta terang-terangan

di bawah cahaya surya terang-terangan,

dan matahari tidak pernah dipanggil ke pengadilan sebagai

saksi terang-terangan,

Di negeriku budi pekerti mulia di dalam kitab masih ada,

tapi dalam kehidupan sehari-hari bagai jarum hilang

menyelam di tumpukan jerami selepas menuai padi.

Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak

Hukum tak tegak, doyong berderak-derak

Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, Lebuh Tun Razak,

Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza

Berjalan aku di Dam, Champs Élysées dan Mesopotamia

Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata

Dan kubenamkan topi baret di kepala

Malu aku jadi orang Indonesia.1998

CERITA TENTANG KORUPSI

Sobron Aidit

Di negeriku cerita tentang korupsi merata di seluruh langit dan bumi tapi yang selalu berbuat adalah orang-orang atasan dan tinggi orang-orang terhormat dan berpangkat yang selalu berpelaku adalah orang-orang bergengsi sedang rakyat selalu dengar dan tahu tentang korupsi tapi mereka lebih berkutat pada beras - ikan asin ikan teri dan terasi bahan bakar minyak dan dapur agar bisa berasap selalu.

Apakah korupsi bisa dibasmi? yang sudah berkali-kali terjadi siapa yang sungguh-sungguh mau membasmi korupsi dialah yang duluan terbasmi terlempar terjengkang ke pinggir atau dar..der..dor..lalu terkapar dan mati para pelaku korupsi bukan orang sembarangan mereka selalu punya jalan punya sela-sela lobang punya kekuasaan bayangan dan siluman lalu kalau begitu bagaimana akhirnya? pertarungan akan lama dan belum selesai kemenangan dan kejujuran pasti tercapai,-

Holland, januari 2002

Sumber : http://www.karyapuisi.com/2011/02/puisi-tentang-korupsi-cerita-tentang.html#ixzz36lpsugRW

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline