Lihat ke Halaman Asli

YASIR

MAHASISWA

Melepaskan Doktrin, Menemukan Kesadaran, Perjalanan Menuju Pemikiran Kritis

Diperbarui: 17 Desember 2024   07:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

"Apakah kita benar-benar berpikir? Atau hanya menjalani hidup berdasarkan apa yang dikatakan orang lain?"

Pertanyaan ini mungkin sederhana, tetapi jika direnungkan, ia membuka pintu menuju pemahaman mendalam tentang bagaimana kita menjalani hidup. Sebagian besar dari kita mungkin merasa bahwa kita sudah berpikir dengan baik. Kita membuat keputusan, kita bertindak, dan kita merespons situasi. Tetapi, apakah itu benar-benar hasil dari pemikiran kita sendiri?

Pernahkah kita mempertanyakan, apakah keputusan-keputusan kita dipengaruhi oleh logika dan fakta, atau sekadar mengikuti apa yang "biasa" dilakukan? Apakah tujuan hidup kita benar-benar milik kita, atau hanya hasil dari doktrin yang ditanamkan sejak kecil?

Mengenali Pemikiran Kita: Refleksi atas Kebiasaan

Banyak di antara kita tumbuh dalam masyarakat yang memprioritaskan kepatuhan. Anak-anak diajarkan untuk menurut, bukan bertanya. Ketika dewasa, pola ini sering terbawa. Kita menjalani hidup berdasarkan harapan orang lain: bekerja di tempat yang "aman," menikah di usia tertentu, atau mengambil keputusan yang dianggap "benar" oleh mayoritas.

Tapi, apakah semua ini membuat kita bahagia? Ataukah kita merasa ada sesuatu yang hilang?

Ketika hidup terasa monoton atau ketika masalah datang, apakah kita menyalahkan keadaan, atau mencoba mencari akar masalahnya? Jika jawaban kita adalah menyalahkan keadaan, mungkin ini saatnya kita merenung lebih dalam.

Apa Itu Pemikiran Kritis?

Pemikiran kritis bukan hanya tentang bertanya, tetapi juga tentang mencari jawaban yang benar. Ia melibatkan kemampuan untuk:

  1. Menganalisis informasi secara mendalam
    Tidak menerima sesuatu begitu saja, tetapi memahami alasan di baliknya.
  2. Mengevaluasi berbagai sudut pandang
    Tidak langsung menolak pendapat berbeda, tetapi mencoba melihatnya dengan pikiran terbuka.
  3. Mengambil keputusan berdasarkan logika, bukan emosi semata
    Menghindari asumsi dan prasangka, serta mencari kebenaran yang didukung fakta.

Namun, pemikiran kritis juga bukan berarti meragukan segalanya. Ini tentang menemukan keseimbangan antara skeptisisme dan kepercayaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline