Lihat ke Halaman Asli

YASIR

MAHASISWA

Alasan Mengapa Tahayul Masih Begitu Kuat di Negeri Ini

Diperbarui: 25 November 2024   11:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari: chatgpt.com

Tahayul masih menjadi bagian besar dari kehidupan masyarakat Indonesia. Dari ritual untuk mendatangkan rejeki hingga kepercayaan pada benda-benda yang dianggap bertuah, pola pikir irasional ini terus bertahan bahkan di era modern. Mengapa hal ini terjadi? Berikut beberapa alasan yang mendasari kuatnya pengaruh tahayul di negeri ini:

1. Kesalahan Mengartikan "Tidak Ada yang Tidak Mungkin"

Pernyataan ini sering digunakan untuk memotivasi seseorang agar berusaha lebih keras. Namun, di masyarakat kita, kalimat ini sering disalahartikan menjadi keyakinan bahwa keberhasilan bisa dicapai hanya dengan berdoa atau berharap tanpa usaha nyata.
Contohnya, banyak yang percaya bahwa menjelang ujian, doa saja sudah cukup tanpa perlu belajar. Padahal, keberhasilan hanya bisa dicapai dengan kombinasi antara usaha keras, doa, dan strategi yang baik.

2. Pola Asuh yang Tidak Mendorong Pemikiran Kritis

Banyak orang tua memberikan jawaban yang kabur atau irasional kepada anak-anak saat mereka bertanya tentang hal-hal yang sulit. Contohnya:

"Ada hal-hal yang tidak bisa kamu pikirkan."

"Otak kita terbatas, dan kita tidak bisa menalar semua kejadian."
Pernyataan seperti ini cenderung menghentikan rasa ingin tahu anak, membuat mereka menerima apa saja tanpa berpikir kritis. Hal ini berdampak pada pola pikir masyarakat yang lebih mudah percaya pada hal-hal irasional, termasuk tahayul.

3. Rendahnya Literasi dan Edukasi

Literasi yang rendah membuat masyarakat sulit membedakan mana informasi yang benar dan mana yang hanya mitos. Banyak orang yang masih percaya pada dukun, ritual, atau benda bertuah karena kurangnya akses atau pemahaman terhadap penjelasan ilmiah.

4. Pengaruh Budaya dan Tradisi

Tahayul sering kali terbungkus dalam bentuk budaya atau tradisi yang diturunkan dari generasi ke generasi. Ritual adat yang mengandung unsur tahayul dianggap sakral dan jarang dipertanyakan. Hal ini semakin diperkuat oleh tekanan sosial untuk mematuhi tradisi tanpa memikirkan relevansinya di masa kini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline