Lihat ke Halaman Asli

YASIR

MAHASISWA

Menyentuh Emosi, Cara Menggerakan Hati Audiens

Diperbarui: 17 Oktober 2024   21:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi-pribadi

Ketika kita berbicara di depan umum atau sekadar berdiskusi dengan teman, ada momen di mana fakta dan logika saja tidak cukup untuk membuat orang lain setuju. Di sinilah  daya tarik emosional berperan. Penggunaan emosi dalam persuasi bertujuan untuk menggerakkan hati audiens, membuat mereka merasakan apa yang kita rasakan, sehingga pesan yang kita sampaikan lebih mudah diterima dan dipahami.

Mengapa Emosi Begitu Kuat?
Manusia pada dasarnya adalah makhluk emosional. Ketika seseorang dapat terhubung secara emosional dengan apa yang kita katakan, mereka cenderung lebih mudah terpengaruh. Sebuah argumen yang hanya berbasis fakta mungkin tampak logis, tetapi jika tidak ada elemen emosional, pesan itu sering kali terasa dingin dan jauh dari audiens.

Contohnya, Bayangkan seorang wanita bernama Siti, seorang ibu tunggal yang tinggal di daerah yang baru saja dilanda banjir besar. Di tengah bencana itu, rumahnya terendam air, dan semua barang berharga yang ia miliki hancur. Meskipun menghadapi kehilangan yang besar, Siti tetap berusaha keras untuk menjaga anak-anaknya tetap aman dan terjaga.

Siti menceritakan, "Ketika air mulai masuk ke rumah, saya langsung berpikir tentang anak-anak saya. Saya harus memastikan mereka tidak panik. Kami berkumpul bersama di atap rumah, sambil berdoa agar bantuan datang. Saya melihat ketakutan di mata mereka dan berusaha untuk terlihat tenang. Setiap kali mereka menangis, saya menenangkan mereka dengan bercerita tentang bagaimana kami akan membangun kembali rumah kami dan semuanya akan baik-baik saja."

Setelah banjir surut, Siti mulai mencari bantuan untuk memulihkan kehidupannya. Dia menghubungi lembaga bantuan dan mengajukan permohonan untuk mendapatkan bantuan. Dalam proses ini, dia menemukan bahwa banyak orang lain yang juga membutuhkan pertolongan. Dia mulai mengorganisir kumpulan sumbangan dan relawan untuk membantu tidak hanya keluarganya tetapi juga tetangga dan warga yang juga terdampak bencana.

Penggunaan Emosi:
Ketika Siti berbagi kisahnya, ia tidak hanya menggambarkan keadaan sulit yang dialaminya, tetapi juga menunjukkan kekuatan dan ketahanan seorang ibu. Emosi yang ditunjukkan dalam cerita ini—ketakutan, harapan, dan semangat juang—membuat audiens merasakan empati terhadap perjuangannya.

Dengan menceritakan kisahnya, Siti berhasil menyentuh hati banyak orang, yang kemudian tergerak untuk memberikan donasi dan bantuan. Audiens yang mendengar ceritanya tidak hanya memahami situasi Siti secara faktual, tetapi mereka juga merasakan emosi yang mendalam yang menggerakkan mereka untuk bertindak.

Kisah ini menunjukkan bagaimana penggunaan emosi dalam sebuah cerita dapat menggerakkan orang untuk peduli dan membantu, membuat pesan lebih kuat dan berkesan dibandingkan jika hanya disampaikan dengan data dan fakta semata.

Bagaimana Menggunakan emosi dalam Komunikasi?
Menggunakan emosi bukan berarti kita harus berlebihan dalam memainkan emosi. Kuncinya adalah keseimbangan, menggunakan emosi secara tepat untuk memperkuat pesan tanpa terkesan manipulatif. Berikut beberapa cara untuk menggunakan Pathos secara efektif:

1. Visual yang Kuat: Terkadang, gambar atau visual bisa mengungkapkan lebih dari sekadar kata-kata. Iklan yang menggunakan gambar orang-orang yang terkena dampak bencana, misalnya, iklan-iklan layanan masyarakat yang mengajak kita untuk membantu anak-anak kurang mampu. Mereka sering kali menampilkan gambar anak-anak yang sedang kesulitan, dengan musik yang menyentuh, sehingga kita merasa tergerak untuk bertindak.

2. Bahasa yang Memikat: Pilihan kata-kata juga memainkan peran penting dalam menggerakkan emosi. Menggunakan bahasa yang kuat, metafora, dan kata-kata yang penuh perasaan dapat membuat audiens lebih mudah terhubung dengan pesan yang Anda sampaikan. Contoh Seorang ibu datang ke kepala sekolah untuk meminta beasiswa bagi anaknya yang pintar, tetapi keluarganya sedang dalam kesulitan keuangan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline