Lihat ke Halaman Asli

YASIR

MAHASISWA

Ai: pilihan antara berkembang atau tertinggal

Diperbarui: 30 September 2024   14:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi gambar ( chatgpt.com )

Perkembangan teknologi dan zaman sudah melesat jauh dari apa yang pernah kita bayangkan. Saat ini, kita hidup di era di mana Artificial Intelligence (AI) sedang memainkan peran besar dalam berbagai aspek kehidupan manusia. AI yang dulunya dianggap sebagai konsep futuristik, kini telah merasuk ke dalam kehidupan sehari-hari, dari asisten virtual hingga kendaraan otonom. Namun, ada sekelompok orang yang masih meragukan kecepatan dan dampak dari perkembangan ini, dengan alasan bahwa AI masih jauh dari potensi maksimalnya. Benarkah demikian?

Jika kita melihat sejarah, manusia selalu berusaha memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Contoh yang sangat sederhana namun revolusioner adalah penemuan roda. Di masa lalu, manusia menghadapi tantangan berat saat harus mengangkut beban berat. Mereka lalu mencari solusi dan menemukan roda yang kemudian merubah cara manusia mengangkut barang. Penemuan ini begitu sederhana namun dampaknya luar biasa, hingga kita masih menggunakannya hingga saat ini.

Lain lagi dengan penemuan pesawat terbang. Dahulu, manusia hanya bisa bermimpi untuk menjelajah langit, namun kebutuhan untuk berpindah jarak jauh dengan cepat mendorong manusia untuk berpikir lebih maju. Keterbatasan yang mereka hadapi dalam transportasi mendorong mereka untuk menciptakan mesin yang dapat mengatasi tantangan jarak dan waktu. Akhirnya, pesawat diciptakan dan membawa perubahan besar dalam mobilitas global.

Apa kesamaan antara roda, pesawat, dan AI? Mereka semua merupakan hasil dari evolusi pemikiran manusia untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi pada zamannya. Dan sama seperti roda dan pesawat, AI hadir untuk menjawab berbagai masalah kompleks yang dihadapi oleh umat manusia di era digital ini.

Perkembangan AI tidak bisa kita abaikan. Ada yang meragukan, bahkan menolak kehadiran AI dengan anggapan bahwa teknologi ini masih terlalu jauh untuk mencapai potensi penuh. Namun, sejarah telah menunjukkan bahwa manusia yang menolak perubahan dan kemajuan teknologi pada akhirnya akan tertinggal. Dalam dunia yang terus berubah dengan cepat, kita harus memiliki pola pikir yang siap beradaptasi dan berkembang seiring dengan kemajuan zaman.

Sebagai contoh, para sopir yang dahulu bekerja sebagai pengemudi antar pulau, jarak jauh, atau lintas provinsi mungkin tidak pernah menduga bahwa pekerjaan mereka bisa tergantikan oleh pesawat terbang. Sebelum ada pesawat, jarak jauh ditempuh dengan kendaraan darat yang memerlukan waktu lebih lama. Namun, dengan hadirnya pesawat, mobilitas menjadi lebih cepat dan efisien. Para sopir yang tidak mempersiapkan diri akan kehilangan pekerjaan mereka.

Begitu juga dengan ojek online. Seiring perkembangan teknologi, kini ada aplikasi online, yang langsung siap mengantarkan kita pergi keluar, dan kita tidak perlu berjalan ke pangkalan ojek. Para ojek pengkolan yang sebelumnya bekerja dengan lancar kini digantikan oleh teknologi tersebut. Hal ini adalah bukti bahwa perkembangan teknologi dapat menggeser jenis pekerjaan yang dulu dianggap aman.

Oleh karena itu, jika kita sudah mengetahui bahwa pekerjaan tertentu bisa digantikan oleh teknologi, kita harus mempersiapkan diri. Pertanyaan yang perlu kita renungkan adalah: pekerjaan apa lagi yang mungkin tergantikan oleh teknologi? Apa yang harus kita lakukan agar tidak kehilangan mata pencaharian? Jawabannya adalah kita harus terus belajar dan mengembangkan keterampilan yang relevan dengan perubahan zaman.

Kesimpulannya, sejarah mengajarkan kita bahwa manusia yang bertahan adalah mereka yang mampu beradaptasi dengan perubahan. Seperti halnya penemuan roda dan pesawat, AI adalah bagian dari evolusi ini. Jika kita tidak ingin tertinggal, kita harus membuka diri terhadap perkembangan teknologi, mempelajarinya, dan menggunakannya sebagai alat untuk memajukan kehidupan. Sebab di masa depan, mereka yang siap berkembang akan menikmati manfaatnya, sementara yang menolak akan kehilangan kesempatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline