Lihat ke Halaman Asli

Puasa, Mengatasi Kebosanan

Diperbarui: 22 Mei 2019   04:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: neilpatel.com

Ada bermacam-macam cara orang menjalani bulan ramadhan. Tentu yang utamaadalah melaksanakan yang wajib, yaitu berpuasa. Tapi, ada pula banyak ibadahsunnah lainnya---selama ramadhan---yang memiliki banyak keutamaan. Pada ibadah-ibadahsunnah inilah tingkatan orang-orang yang berpuasa berbeda-beda. Ada yangbenar-benar total saja beribadah, ada menyeimbangkan, dan ada yang sekadarberpuasa saja menahan makan dan minum serta kemaluan tanpa menambah lagiibadah-ibadah lainnya.

Tingkatan orang berpuasa sendiri dikelompokkan menjadi tiga. Seperti yangdijelaskan oleh Ibnu Qudamah berikut,

1. Tingkatan orang awam yang hanya sebatas menahan perut (makan dan minum)dan kemaluan saja.

2. Tingkatan puasa khusus, yaitu juga menahan pandangan lisan, penglihatandan semua anggota badan dari perbuatan dosa.

3. Tingkatan puasa yang lebih khusus, yaitu menahan diri dari keinginan-keinginanyang jelek yang dapat menjauhkan dari Allah.

Berdasarkan pembagian tersebut, maka kecenderungan orang berpuasa untukmemperbanyak ibadah sunnahnya selalu selaras dengan tingkatan puasanya. Semakintinggi tingkatannya, semakin banyak pula ibadah (sunnah) yang dikerjakan.Tentunya yang wajib sudah pasti istikamah.

Pertanyaannya, apa yang bisa menjadikan seseorang memperbanyak ibadahnya,terutama di bulan ramadhan? Dan apa pula yang menjadikan seseorangmalas-malasan dalam ibadah, walaupun di bulan ramadhan?

Jawabannya adalah masalah semangat. Berdasarkan penjelasan para ulama, halyang membuat seseorang semangat dalam ibadah adalah karena benar-benar memahamiibadah yang dijalankan. Terutama mengetahui segala fadhilah (keutamaan) nya.Semangat karena ingin mendapatkan keutamaan yang menjadi janji Allah tersebut.Yakin dengan hal itu, dan percaya bahwa segala keutamaan dalam ibadahbenar-benar akan membahagiakan di dunia dan (terutama) di akhirat.

Adapun yang malas-malasan atau bosan, bisa jadi karena tidak paham apa yangdijalankan. Tidak mengerti tentang keutamaan ibadah yang dikerjakan. Akhirnya,segalanya dilakukan dengan asal.

Nah, jika di bulan Ramadhan ini kita benar-benar menjalankan ibadah puasasebagaimana mestinya, maka harusnya kita lekat dengan ibadah-ibadah lainnya.Mengiringi ibadah wajib kita dengan banyak ibadah sunnah. Kalau sudah demikian,hikmahnya bisa kita bawa ke kehidupan kita. 

Dalam menjalani hidup ini, biasanya kita akan cepat sekali merasa bosandengan yang kita miliki, hingga akhirnya menginginkan yang baru. Kita gantilagi, lalu bosan lagi. Ganti lagi dan bosan lagi. Begitu seterusnya. Hal inibiasanya terjadi pada barang-barang yang kita miliki sperti kendaraan, pakaian,perhiasan, hingga ada yang sampai rumah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline