Lihat ke Halaman Asli

Meja Kaca Membawa Celaka

Diperbarui: 21 November 2021   23:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jangan pilih meja kaca, apalagi jika di rumah punya balita. Saya udah ga enak hati sejak lama sebenernya, udah lama ingin menyingkirkan meja kaca yang sudah ada. Alasannya jelas, keselamatan anak di rumah jadi taruhannya. Tak pernah menemukan alasan yang tepat dan waktu yang tepat atau mungkin tak pernah punya keberanian yang cukup untuk menyingkirkannya. 

Ahh entahlah, meja kaca oh meja kaca. 

Kursi Sudut dan Meja Kaca Penuh Cerita 

Meja kaca ilustasi nya saja ( sumber : Seputarfurniture)

Mungkin karena merasa benda ini punya sejarah dan cerita jadi enggan menyingkirkannya. Saya masih ingat, meja dan kursi sudut mungil ini adalah bentuk komitmen saya dan pacar ( saat ini suami ) untuk membuka kantor jasa foto wedding di rumahnya. Tak ada uang saat itu, dan tak sengaja kami melintas pameran furniture, setelah lihat-lihat ternyata boleh juga harganya, plus bisa dicicil 12 bulan lamanya.

Tak punya jaminan apa-apa, usaha fotonya pun masih meraba-raba. Kami anggap si kursi set ini keramat, yang mendudukinya akan deal jadi klien, entah pemikiran macam apa ini. Tak disangka, ini jadi harta kami berdua untuk kali pertama. Di bawa-bawa setiap acara pameran, pindahan kontrakan hingga akhirnya menempati rumah milik mertua. 

Mungkin itu alasan utama tak bisa menyingkirkannya begitu saja, ada banyak cerita perjuangan. 

Tapi harusnya berpikir logika saja ya, kursi dan terutama meja kaca ini usianya sudah lebih dari 10 tahun. Sudah diangkut kemana-mana, plus tebalnya pun biasa aja. Bukan tipe meja kaca tebal yang kuat. 

Meja Kaca Membawa Celaka

Tentu bukan salah mejanya, ini takdir yang harus terjadi. Memang sudah begitu saja, tapi tentu sedikit banyak ada salah saya sebagai ibu dalam kecelakaan di rumah. Saya sedang makan buah suapan kedua kala meja kaca ini pecah diduduki si bungsu.

Ya, meja kaca itu pecah. Si bungsu yang penurut, entah kenapa siang itu mendudukinya di ruang studio, prang !! Saya segera menghampiri, ia menangis kaget, sedang saya sibuk melihat ke lantai dan sekujur tubuh anak. Saat itu, saya tak melihat apa-apa, menuntun kedua anak saya sulung ( 7 tahun ) dan si bungsu ( 3,5 tahun ) keluar studio.

Sontak kaget ketika ada darah menetes dan menyadari darah berasal dari kaki belakang, bagian atas mata kaki. Buru-buru saya angkat, dan uhh... Kaki nya robek. Saya sempat freeze rasanya, bingung harus apa. Setelah berusaha tenang, ambil tisu, menekan lukanya. Menghentikan pendarahannya, sempat berpikir bisa merawatnya di rumah, tapi urung ketika melihat luka menganga. Saya memutuskan ke RS saja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline