Lihat ke Halaman Asli

MDP Himmah NW

Diperbarui: 30 Oktober 2020   13:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

MODAL DASAR HIMMAH NW

(MDP)

  • Pengertian MDP 

Dalam konteks Himmah NW, Modal dasar merupakan "tatanan konsepsi ideal" yang menjadi landasan bagi segala bentuk perjuangan yang digagas dan dijalankan oleh Himmah NW. Modal dasar ini juga menjadi asal-usul atau sumber dari terbentuknya karakteristik, sikap, budaya dan identitas kehimmahan kita. Tak terkecuali paradigma, cara pandang, pemikiran, akan selalu di-filter oleh modal dasar ini.

Memang, modal dasar sangatlah otoritatif dan kaku, bahkan dominan dan memaksa. Namun demikianlah modal dasar. Contohnya, seseorang disebut manusia bukan hanya karena 'takdir biologis' semata, tetapi juga karena seseorang itu telah menjalani suatu 'prasyarat' yang dipercaya sebagai tatanan konsepsi ideal kemanusiaan. Bila seseorang itu keluar dari idealitas kemanusiaan tersebut, maka ia mungkin tak pantas lagi disebut manusia. Nah, seperangkat idealitas tersebut dinamai nilai/modal dasar kemanusiaan.

Demikian juga dengan Himmah NW, terdapat suatu tatanan konsepsi yang mendasari seluruh perjuangannya. Modal dasar menjadi penuntun moral-intelektual agar kader senantiasa berada dalam garis ideologi dan haluan perjuangan yang benar (menurut rumusan dan pandangan Himmah NW). Bila seorang kader tidak menaati nilai/Moda dasar tersebut, maka ia tidak bisa menyandang sebutan kader secara utuh. Fenomena kekosongan nilai/Modal dan tidak jelasnya arah tujuan perjuangan ini telah ada dan tidak hanya muncul di Himmah NW melainkan di NW sendiri.

  • Fungsi MDP
    • tatanan ideologis-MDP menjadi peneguh hati, tekad dan keyakinan para kader untuk berfikir, bergerak dan berjuang dalam mewujudkan cita-cita organisasi, sesuai dengan keahlian dan bakat masing-masing.
    • tatanan aksi-MDP menjadi pijakan para kader didalam melakukan gerakan/aksi baik internal maupun eksternal sesesuai dengan keahlian dan bakat masing-masing.
    • tatanan refleksi-MDP sebagai sarana untuk melihat dan merenungkan kembali setiap gerakan dan tindakan organisasi sebagai cara untuk berdialog dan melakukan perbaikan sesuai dengan situasi dan kondisi.

Adapun Modal dasar Himmah NW memuat tiga konsepsi pokok :

  • Tauhid-
    • Mengesakan Allah adalah nilai paling asasi dalam kehidupan ber-Agama. Mengesakan Allah dalam arti penyaksian diri dari lubuk hati yang paling dalam bahwa Allah SWT adalah satu-satunya tuhan yang wajib di-imani dan disembah. Oleh karena itu tauhid merupakan titik puncak, menjadi landasan dasar keimanan dan ketaqwaan yang mencakup keyakinan dalam hati, penegasan dengan lisan dan perwujudan lewat perbuatan.
    • Islam tumbuh pada diri setiap kader Himmah NW dalam bentuk keimanan dan ketaqwaan. Namun tidak cukup hanya sampai di situ, Islam juga mengejawantah sebagai suatu cara pandang (world-view) dan pemikiran. Dalam Himmah NW, aqidah keislaman diringkas dalam satu kalimat : "ahl as-sunnah wa al-jama'ah 'ala madzhab al-imam asy-syafi'ie". Yakni Imam Asy'ari dan Imam Al-Maturidi dalam Aqidah, Imam Syafi;i dalam Syari'ah dan Imam Junaid Al-Bagdhadi dalam Akhlak/tasawuf.
    • Dalam kerangka Himmah NW indentitas ketauhidan kita tercermin dalam kalimat "Li'iklaa Iklimatillah Izzul Islam Wal Muslimin" (meninggikan kalimat Allah dan memuliakan islam dan kaum muslimin). meninggikan islam dan memulikan kaum muslimin dalam konteks ini adalah para kader harus menjadikan islam sebagai landasan dasar di dalam bertingkah laku, bertutur kata dan melakukan interaksi dengan alam dan lingkungan sekitarnya, sedangkan memuliakan kaum muslimin maksudnya adalah menjunjung tinggi, menghormati, menghargai keberadaan kita sesama muslim yang satu dengan yang lainnya.
    • Dalam rangka mencapi keselamatan hidup dunia dan akhirat, kalimat di atas merupakan tujuan utama dari perjuangan Nahdlatul Wathan dan HIMMAH NW, Islam sebagai rujukan kehidupan merupakan landasan dasar para kader dalam rangka menjalani kehidupan sebagai individu maupun sebagai mahluk sosial (berhimpun). sebagai komitmen kader untuk menjaga dan menegakkan Islam Ahlussunnah Wal Jamaah Ala Mazhabi Imamissyafi'iyah makna yang lebih luas adalah islam harus di jadikan solusi dari setiap masalah masalah yang ada.
  • Kutipan wasiat renungan masa :
  • "wajib kompak membela agama,
  • Agama allah yang maha esa,
  • Yang paling mulia yang paling taqwa,
  • Yang paling tegak mebela agama"

  • "Negara kita berpancasila,
  • Berketuhanan yang maha esa,
  • Umat islam paling setia,
  • Membela sila yang paling utama".

  • Iman dan Taqwa Sebagai Landasan Teologis ( Pokoknya NW, Pokok NW Iman dan Taqwa)
  • Iman dan taqwa merupakan jalan dan cara terbaik menegakkan agama allah dan memuliakan kaum muslimin. Iman sebagai fondasi membentuk kualitas internal manusia secara pribadi dan sosial, dan bentuk ideal dari kualitas tersebut adalah melahirkan ketaqwaan. maulana syaikh menegaskan semangat keimanan dan ketakwaan sebagai penunjang dalam membentuk semangat kebangsaan, sehingga lahirlah jagon yang sangat popular di NW yakni  "Pokoknya NW, Pokok NW Iman dan Taqwa". 
  • kalimat ini menegaskan pokoknya NW atinya pokoknya Nahdlatul Wathan (membangun tanah air) dan hal yang pokok di dalam membangun tanah air adalah  dengan Iman dan Taqwa. dalam wasiat maulana syaik juga menegaskan; hidupkan iman hidupkan taqwa, agar hiduplah semua jiwa, cinta teguh pada agama, cinta kokoh pada Negara. dalam wasiat ini maulana syaikh ingin mengajarkan kepada kadernya bahwa semangat keislaman dan semangat kebangsaan bagaikan dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan (satu tarikan nafas).

  • Yakin, Ikhlas dan Istiqomah sebagai spirit perjuangan NW
  • Apabila iman dan taqwa merupakan sesuatu yang bersifat visioner bagi pribadi dan sosial, maka trilogy yakin, ikhlas, dan istiqomah adalah pilar-pilar strategis untuk menjaga agar visi yang fundamental tetap terjaga. Trilogy yakin, ikhlas dan istiqomah adalah komitmen kader dalam mewujudkan visi iman dan taqwa, Trilogy yakin, ikhlas dan istiqomah mengisyaratkan bahwa kader harus menyakini apa yang di perjuangkan memang baik dan benar, belajar untuk ikhlas di dalam berjuang dan berproses, dan selalu melatih diri untuk istiqomah.
  • Pertama, yakin. Setiap muatan nilai dasar terbangun sebagai suatu keyakinan ideal, yakni sebagai suatu hal yang benar, suatu hal yang patut diperjuangkan. Setiap keyakinan selalu tumbuh dari pengalaman kebenaran, dan kebenaran selalu datang dari proses pengetahuan dan pengilmuan. Oleh karena itu, prinsip yakin harus dicapai dengan proses'amaliyah pemikiran.
  • Kedua, ikhlas. Keikhlasan tumbuh sebagai karakter atau sikap seseorang setelah ia menggapai suatu keyakinan. Tidak ada ikhlas tanpa yakin, karena yakin adalah tumpuan bagi ikhlas. Yakin tanpa ikhlas adalah kesia-siaan, dan ikhlas tanpa yakin adalah kebodohan. Dalam konteks Himmah NW, ikhlas merupakan kualitas psikologis kader dalam menjalani nilai dasar perjuangannya.
  • Ketiga, Istiqamah. Suatu tatanan konsepsi tidak dapat disebut nilai bila terbatas ruang dan waktu (temporal). Oleh karena itu prasyarat dari keberadaan suatu nilai adalah apabila ia diyakini sebagai kebenaran atau tolak ukur, dimurnikan dengan kesukarelaan, dan diaktualisasi secara terus-menerus. Dalam konteks Himmah NW, istiqamah adalah internalisasi nilai dasar perjuangan sehingga muncul sebagai tradisi, budaya dan peradaban.
  • Maulana syaikh menegaskan dalam wasiatnya:
  • Manusia ikhlas ada tandanya, 
  • Tetap berjuang dengan setia, 
  • Dimana saja mereka berada, 
  • Tidak tergantung menjadi pemuka.

  • Kemanusiaan
  • Manusia yang hidup dan berharga adalah dia yang merasakan kenikmatan dan kebahagiaan dalam kegiatan-kegiatan yang membawa perubahan ke-arah kemajuan-kemajuan baik mengenai alam maupun masyarakat. Yakni hidup berjuang dalam arti yang seluas-luasnya. Dilain sisi, dia diliputi oleh semangat mencari kebaikan, keindahan dan kebenaran dengan memaksimalkan kerja-kerja otak sehingga dia tidak mudah terjebak oleh hal-hal yang kurang bermanfaat.
  • Seorang manusia sejati (insan kamil) ialah yang kegiatan mental dan fisiknya merupakan suatu keseluruhan, kerja jasmani dan kerja rohani bukanlah dua hal yang terpisah. itulah yang kemudian menjadi platform gerakan Himmah NW yakni propesional moralis.
  • Manusia Sebagai Khalifah

Manusia adalah puncak ciptaan, merupakan makhluk yang tertinggi, dan adalah wakil tuhan di bumi. Sesuatu yang membuat manusia yang menjadi manusia bukan hanya beberapa sifat atau kegiatan yang ada padanya, melainkan keseluruhan susunan  sebagi sifat-sifat dan kegiatan-kegiatan yang khusus dimiliki manusia saja yaitu fitrah. Fitrah membuat manusia berkeinginan suci dan secara kodrati cendrung kepada kebenaran. (Hanief 30:30).

  • "Dlamier" atau hati nurani manusia adalah pemancar keinginan pada kebaikan, kesucian dan kebenaran. Tujuan hidup manusia adalah kebenaran yang mutlak atau kebenaran yang terakhir yaitu tuhan yang Maha Esa. Fitrah merupakan bentuk keseluruhan tentang diri manusia yang secara asasi dan prinsipil membedakannya dari makhluk-makhluk yang lain. Nilai hidup manusia bergantung kepda nilai kerjanya, yakni pengejewantahan melalu amal perbuatan yang ber-prikemanusiaan.
  • Dalam konteks Himmah NW manusia sebagai khalifah di muka bumi adalah kesadaran penuh para kader dalam rangka menjalankan perintah dan tugas kemanusiaan dari tuhan, baik yang berhubungan langsung dengan tuhan, manusia dan alam sekitar, sebagai satu bentuk tanggung jawab pribadi kader terhadap kekhalifahannya di muka bumi. Dan menurut Quraish Shihab tugas khalifah manusia terbangun dalam empat sisi berkaitan yaitu : 1) mematuhi tugas yang diberikan Allah, 2).menerima tugas tersebut dan melaksanakannya dalam kehidupan perorangan maupun kelompok 3).memelihara serta mengelola lingkungan hidup untuk kemanfaatan bersama, 4). menjadikan tugas-tugas khalifah sebagai pedoman pelaksanaan. (shihab, 1992:172-173)
  • Maulana syaikh mengukur kualitas nilai kemanusiaan seseorang melalui dua syarat yakni ketuhanan dan amal shaleh. Dari sini, dapat dipahami bahwa ada kaitan erat antara paham kemanusiaan dan ketuhanan. Dalam kalimat tauhid makna tersirat yang dapat kita ambil adalah manusia tidak boleh menjadikan makhluk lainnya seperti alam, gunung, batu dan juga manusia sebagi tuhan, yang pantas menjadi tuhan hanyalah Allah SWT. Dan pada saat yang sama implikasi dari paham tauhid ini juga, membuat manusia tidak boleh memperbudak dan merendahkan harkat martabat manusia lainnya, kelebihan yang kita miliki tidak lantas membuatnya nlebih unggul dan mulia dimata tuhan dari makhluk lain, kemuliaan manusia hanya diukur oleh keimanan dan amal sholeh seseorang.
  •  
  • manusia sebagai mahluk sosial  (NW Fil Khair, NW Fastabikul Khair)
  • manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna, karena manusia dibekali dengan berbagai kelebihan dibanding dengan makhluk lain, yaitu nafsu (sifat dasar iblis), taat/patuh/tunduk (sifat dasar malaikat) dan akal (keistimewaan manusia). Akal merupakan sifat dasar pembeda manusia dari mahluk lainnya yang membuat manusia menjadi istimewa di bandingkan dengan ciptaan tuhan yang lain.
  • Dalam perjalanannya manusia lahir dalam kondisi lemah tidak berdaya, sehinnga ketergantungan individu satu dengan individu lainnya sangat kuat. Dari sejak lahir sampai menjadi manusia dewasa manusia dari waktu ke-waktu hidup dan berkembang bersama manusia lainnya yang membentuk satu mata rantai ketekaitan untuk bekerjasama dan mengorganisir   menjadi satu identitas kelompok sosial (Zoon Politicon).
  • Sedangkan konsep manusia sebagai mahluk sosial di pertegas dengan beberapa pernyataan Al-Qur'an yang menegaskan tentang kejadian manusia dalam berbagai suku dan bangsa dan dimaksudkan agar mereka membentuk pergaulan hidup bersama, (QS.al-Hujurat:13) saling membantu dalam kebaikan (QS. Al-Maidah: 2), dan penegasan Al-Qur'an tentang kebahagiaan manusia yang terkait dengan hubungan manusia dengan sesamanya (QS. Ali Imran :112).
  • Kesadaran akan pentingnya hidup bersama, menghimpun kebaikan, mengorganisir diri  dan menjaga kerukunan ummat juga terut mengetuk hati dan pikiran Maulana syaikh TGKH.Zainuddin Abdul Majid (pahlawan nasional). Sebagai seorang ulama dan aktivis kemasyarakatan maulana syaikh yang lebih dikenal dengan sebutan Hamzanwadi merasa penting untuk membentuk wadah perjuangan yang didalamnya menghimpun segala potensi dan kebaikan-kebaikan umat, sehingga terbentuklah organisasi islam kemasyarakatan yang hari ini kita kenal dengan nama Nahdlatul Wathan (NW).
  • NW sebagai wadah yang menghimpun segala potensi-potensi umat memiliki pilar-pilar perjuangan diantaranya : jalur pendidikan, sosial dan dakwahnya. Dari keseluruhan perjuangan yang diusung oleh NW tentunya turut membantu bagimana pengembangan masyarakat, agama dan negara. Dan posisi perjuangan NW adalah bersama bersinergi dengan unsur kelompok masyarakat (Ormas) lainnya, untuk membangun agama, bangsa dan negara, sehinnga lahirlah satu paltform perjuangan NW yakni NW Fil Khair, NW Fastabikul Khairat.
  • eksistensi Nahdlatul Wathan adalah mengajak ummat di dalam kebaikan dan posisi Nahdlatul Wathan adalah berlomba lomba di dalam kebaikan, kalimat di atas juga menegskan pentingnya kita berhimpun (berorgnisasi) di dalam melakukan kebaikan, sebab kebaikan secara pribadi-pribadi akan berbeda dampaknya dengan kebaikan yang terorganisir dengan baik. sebagai rule model dalam rangka mengawasi gerakan dan perjuangan organisasi.
  • organisasi ada imamnya,
  • pengurus besar PB namanya,
  • wajib dita'ati intruksinya,
  • selama berjalan menyelamatkannya.
  • (wasiat renungan masa)
  •  
  • Kompak, Utuh dan Bersatu sebagai strategi gerakan
  • jika NW fil khair, NW fastabikul khairat adalah pilar utama di dalam perjuangan dan pergerakan NW, maka kompak utuh bersatu merupakan mesin penggerak di dalam Nahdlatul Wathan melakukan amaliah-amaliahnya. kompak, utuh bersatu merupkan komitmen kader untuk menghargai setiap perbedaan yang ada, tanpa harus berpecah belah dan saling menafikan satu dengan yang lain, artinya bahwa setiap kader harus belajar menerima perbedaan yang ada, tanpa harus merusak ke-kompak-an, ke-utuh-an dan ke-bersatu-an yang sudah ada. kompak, utuh dan bersatu identik dengan kerja-kerja otak dan komunikasi yang baik.
  • kompak utuh bersatu haluan, 
  • istiqomah ikhlas kepada tuhan,
  •  itu amanat maulana alhasan, 
  • kepada warga Nahdlatul Wathan.
  • Kader baru, harus bagaimana?

Secara tertulis, MDP adalah sebuah uraian singkat tentang dictum kebenaran yang menjadi pijakan ideologis kita dalam berorganisasi. Menghafal poin-poin dalam NDP tidak lah sulit. Yang perlu dilakukan oleh kader baru adalah berusaha mengkaji dan memahami, kemudian meyakini dan mengamalkan nilai-nilai tersebut secara ikhlas dan terus-menerus. Internalisasi MDP tidak bisa dilaksanakan dalam satu waktu. Ia membutuhkan takrir mendalam dan riadlah panjang.

  • Himmah NW hari ini

Rutinitas Himmah NW hingga saat ini terus berlanjut dan dinamis. Satu hal yang harus dipahami, bahwa rutinitas tanpa konsepsi adalah kesia-siaan. Dan konsepsi tanpa aktualisasi adalah kerugian. Meminjam kalimat Al-Ghazali dalam karyanya Ayyuhal Walad , l takun min al-a'mli muflisan wa la takun min al-ahwli hliyan (janganlah engkau termasuk pada mereka yang rutinitasnya bangkrut, dan yang perjuangannya kosong nilai).

Kita memiliki nilai-nilai dasar komprehensif sebagai muatan kebaikan dari setiap langkah perjuangan. Mari terus berbenah dan berusaha yang terbaik, karena aktivitas kehimmahan kita sekarang menentukan keadaan Himmah NW di masa mendatang.Wallahu a'lam.

majuuuuuuu

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline