Lihat ke Halaman Asli

Viral di TikTok! Cinta di Bawah Umur Lagi Trend Saat Ini?

Diperbarui: 14 April 2022   16:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Screenshot dari Video TikTok

Beberapa waktu terakhir publik dihebohkan dengan anak kelas 1 SMP yang berbeda sekolah tetapi sudah pacaran dan terlihat sangat mesra. Perempuan bernama Nadia yang merupakan kekasih dari Tegar yang sedang viral di TikTok karena saat di wawancara oleh salah satu content creator. Mengapa menjadi viral? Karena saat mereka di wawancara gestur yang diperlihatkan mereka seperti gugup dan salah tingkah. Menurut pengakuan mereka telah menjalani hubungan kurang lebih selama 1 bulan. Panggilan kesayangan yang disematkan diakui belum ada, dan hanya panggilan nama saja. Content creator meledek tentang panggilan “Ayah-Bunda”, sektika mereka langsung menepis panggilan kesayangan itu. Content creator bertanya kalau jalan ketemuan biasanya mengeluarkan uang (budget) buat pacaran biasanya habis berapa, Tegar menjawab biasanya paling Ceban (10 ribu). Dan biasanya beliin apa untuk pacarnya? Tegar menjawab hanya jajanan biasa yang mereka temukan di perjalanan.

Melihat peristiwa diatas tentu ini bukanlah sebuah informasi yang pertama kali Anda dengar, karena begitu banyaknya video viral seperti yang saya rangkum diatas. Dengan adanya peristiwa ini tentu perlu diperhatikan dari berbagai aspek seperti psikologis, biologis, dan lainnya. Bagaimana menurut para ahli tentang usia yang tepat untuk anak pacaran?

Dikutip dari Healthy Children, ada perbedaan umur yag bisa terlihat ketika anak atau remaja ingin mulai pacaran. Anak perempuan biasanya di usia 12,5 tahun sedangkan anak laki-laki berada di usia 13 tahun. Namun, hal ini tidak seperti yang dipikirkan orangtua. Pada usia ini, remaja lebih suka pergi berkelompok karena merasa lebih aman dan tidak canggung. Tidak hanya itu saja, mereka juga menikmati waktu kebersamaan satu sama lain.

Menurut dokter anak dari Denver Health Medical Center di Amerika Serikat (AS), dr. Ron Eagar, biasanya perkembangan psikologi remaja dan kedewasaannya sudah cukup baik pada usia 16 tahun. Angka tersebut tentu bukanlah patokan yang harus diberlakukan pada setiap anak remaja untuk mulai pacaran. Namun, menurut Dr. Ron Eagar, usia ini tergolong paling ideal bagi remaja untuk mulai jalan berduaan dengan pasangan. Hal ini karena ia telah memiliki keberanian juga rasa aman yang sebelumnya belum dirasakan.

Informasi yang serupa juga disampaikan oleh seorang psikolog klinis asal AS Leslie Beth Wish. Leslie percaya bahwa anak berusia 15 sampai 16 tahun biasanya sudah mulai dekat dengan lawan jenis dan hal ini lumrah saja. Akan tetapi, anak remaja mungkin baru benar-benar siap untuk menjalin hubungan romantis atau pacaran setelah menginjak usia 16 tahun.

Lantas bagaimanakah dengan peran orang tua dalam menyikapi apabila anak remajanya ketahuan sudah pacaran? Berikut adalah ringkasan beberapa peranan orang tua dalam bersikap:

  1. Perlu pendampingan dalam arti memberikan arahan mengenai pentingnya sekolah, diajarkan cara bertanggung jawab atas dirinya termasuk salah satu prestasinya di sekolah.
  2. Memberi pengertian bahwa pacaran yang baik adalah yang bisa saling memberi motivasi.
  3. Ajarkan anak tentang bagaimana caranya bersikap menghargai dan menghormati lawan jenisnya.
  4. Jadilah orang tua yang bisa dijadikan tempat curhat anak.
  5. Jadilah pendengar yang baik.
  6. Jangan menghakimi atau memarahi anak, ketika anak bercerita jujur bahwa ia sudah memiliki pacar.
  7. Setelah mendengarkan cerita anak Anda, beri tahu secara jujur mengenai pendapat terbaik Anda.
  8. Orang tua juga bisa memberikan aturan dan batasan mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama pacaran.
  9. Bangun suasana yang positif dan terbuka dalam keluarga, karena anak akan bisa menghargai kekhawatiran Anda sebagai orang tuanya.
  10. Selanjutnya yang paling penting adalah berikan edukasi tentang seks, sebagai panduan anak bersikap saat pacaran.
  11. Menjelaskan konsekuensinya karena membangun hubungan tidak selalu mulus.
  12. Beri tahu ke anak tentang tanda-tanda apabila terjadi hubungan yang tidak sehat serta mengarah pada kekerasan.
  13. Jelaskan ke anak bahwa ketika ia pacaran, ia tetap harus bisa membagi waktu untuk keluarga, teman, sekolah, dan belajar.

Mungkin terlihat sangat sedikit ringkasan ini, namun pada saat kita semua telah menjadi orang tua pasti akan jauh lebih banyak rintangan yang dihadapi dalam mengurus anak, mendidik anak, dan merawat anak. Menurut penulis sebaik-baiknya orang tua yang pintar dalam merawat anak namun tidak bisa bijak dalam bersikap kepada anak, rasanya itu percuma saja. Karena seringkali orang tua di Indonesia salah mengartikan tentang artinya merawat dan menjaga, dua hal ini berbeda maknanya. Penulis paham betul semua orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya, namun terkadang orang tua lupa akan kebebasan anak itu sendiri. Tulisan ini tidak memihak siapapun dan tidak membela siapapun, penulis merasa perlu menulis ini karena sedang marak anak-anak remaja yang berpacaran tapi mungkin orang tuanya tidak mengetahui hal tersebut karena tidak adanya keterbukaan antara anak dan orang tua.

Sumber video: https://www.tiktok.com/@verlau_chris/video/7085983622112562459?is_copy_url=1&is_from_webapp=v1&q=anak%20smp%20pacaran&t=1649912898874

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline