Lihat ke Halaman Asli

Kompas.id untuk Mempertahankan Jurnalisme Kompas

Diperbarui: 21 April 2020   20:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompas.id merupakan portal berita dari Kompas yang menyajikan fitur tambahan secara digital seperti Riset, Di Balik Berita, Tutur Visual, dan lain-lain. Hal ini merupakan cara Kompas untuk tetap mempertahankan eksistensinya di era digital ini. Dengan menyesuaikan pembacanya, yang saat ini sudah menggunakan teknologi modern, maka Kompas harus membuat pembaca juga nyaman dengan perkembangan yang terjadi.

"Wartawan sekarang harus multimedia" kata Haryo.

Seperti yang dikatakan oleh Haryo Damardono ketika Kuliah Produksi Multimedia, dalam memproduksi berita di Kompas.id, wartawan kompas dituntut untuk bisa multimedia. 

picture2-5e9efd57097f3642ca3e6dd2.png

Dengan menerapkan konsep 3M yaitu multimedia, multichannel, dan multiplatform. Ketika internet mulai hadir di industri media dan menggeser media konvensional seperti media cetak dan radio, maka kompas memutuskan untuk menerapkan konsep 3M itu.

 Dengan konsep 3M tersebut, kompas memiliki bisnis koran dan televisi (kompas). Konsep 3M ini juga memudahkan pembacanya untuk mengakses informasi secara lengkap dan cepat.

Diawal perkembangannya, untuk bisa survive, kompas.id ingin mempertahankan jurnalisme kompas. Dimana pendapatan dari sebuah media antara lain dari iklan dan juga pelanggan mereka sendiri atau subscriber. 

Jika sebuah media menggunakan iklan untuk mendapatkan dana, maka media akan cenderung membuat judul yang clickbait agar menarik minat baca masyarakat dengan cara membuat penasaran. 

Tampilan Kompas.id

Tetapi kompas.id ingin mempertahankan jurnalisme Kompas sehingga tidak memilih untuk clickbait. Kompas.id lebih mengarah pada subscribe dari pelanggan seperti New York Times.

Tetapi dalam hal ini, Kompas.id memiliki kesulitan seperti dibidang sumber daya manusianya. Ketika sumber daya manusia hanya sedikit, maka waktu yang digunakan untuk menghasilkan berita juga akan lebih panjang. Sedangkan New York Time memiliki 1500 wartawan yang bekerja aktif untuk menghasilkan konten berita dibandingkan dengan Kompas.id yang hanya memiliki sekitar 250 wartawan aktif.

Dalam hal ini juga, Kompas ingin memiliki pembaca yang berkualitas seperti New York Times.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline