Lihat ke Halaman Asli

Yaser Fahrizal Damar Utama

Mahasiswa Prodi Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran

Jangan Rusak Surga Kami Demi Uang dan Kekayaan Pribadi

Diperbarui: 1 November 2016   13:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertambangan Emas Kalimantan (dok.Yaser)

Betapa teganya manusia merususak pemberian Tuhan yang begitu indah.

Padahal itu adalah amanah yang harus kita jaga.

Pemanfaatan barang tambang itu memang perlu dilakukan untuk memanfaatkan hasil dari kekayaan alam ini., tapi jangan sampai merusak alamnya. Tahukah kalian betapa besar yang telah alam berikan kepada kita tapi kenapa kita merusaknya dengan seenaknya? Pemanfaatan tambang harus di iringi dengan pelestarian lingkungan. Pemerintah harus lebih jeli dalam memantau pemanfaatan tambang di negeri ini. Dampak dari prosedur kerjanya juga harus di perhitungkan. Jangan sampai ada tangan tangan jahil yang sengaja merusak alam demi keuntungan pribadi. Entah bagaimana caranya kekayaan alam kita harus bisa dirasakan manfaatnya oleh semua orang.

Kegiatan menyedot emas di Sungai Kahayan (dok.Yaser)

Foto dia atas adalah salah satu contoh penambangan ilegal yang merusak alam. Mereka menyebut kegiatan ini dengan "Nyedot Emas" . Banyak masyarakat di sekitar Sungai Kahayan Kalimantan Tengah yang melakukan kegiatan ini. Saya melihatnya sendiri bagaimana mereka melakukannya. Mereka menggunakan mesin untuk menyedot air yang mengandung kadar emas tinggi. 

Dari alatnya saja sudah tidak khusus untuk penambangan, mereka merakit sendiri "Mesin Uang" mereka. Jelas kegiatan ini merusak ekosistem sungai, salah satunya yang bisa dilihat secara langsung adalah air sungai menjadi keruh. Kegiatan ilegal ini memang sering di razia oleh pemerintah setempat dan ada peraturan yang melarangnya juga  tapi tetap saja tidak membuat mereka berhenti. Mereka tidak berhenti memang karena hasil yang di dapat cukup menjanjikan. 

Kegiatan ini bisa dilakukan oleh 5-7 orang dan mampu mengumpulkan emas sekitar 6-10 gram sehari. Setelah saya mengobrol dengan salah satu dari mereka, ada hal yang cukup membuat saya sedih. "Ada yang melindungi kami agar tidak terkena razia" . Siapa yang melindungi mereka? Tentu saja oknum pemerintah dan kepolisian yang korup. Sungguh menyedihkan. 

Masyarakat dayak yang sedang mendulang Emas di sungai Kahayan (dok.Yaser)

Banding dengan cara menambang emas yang satu ini.

Kegiatan ini dengan "Mendulang Emas". Kegiatan ini sama sekali tidak menggunakan mesin dan tidak membutuhkan banyak orang. Hanya menggunakan satu alat yang disebut "Dulang", terbuat dari kayu yang di bentuk seperti piring dengan cekungan di tengahnya. Sangat alami tanpa merusak ekosistem sungai. Mereka hanya bisa mendapat sekitar 500-700mg emas sehari. Sangat jauh bila di bandingkan dengan penghasilan para penambang emas dengan cara menyedot menggunakan mesin tadi.

Saya bertanya pada seorang yang sedang melakukan kegiatan mendulang di daerah Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah. Kenapa harus mendulang tidak menyedot saja? dia menjawab dengan bahasa dayak, bila di terjemahkan kira kira seperti ini "Sungai kahayan ini adalah sumber kehidupan bagi kami suku dayak ngaju, bisa saja sekarang kami menyedot dan mendapat uang yang banyak, tapi kelak anak cucu kami tidak lagi bisa melihat maupun merasakan lagi keindahan dan manfaat dari kahayan yang sudah di berikan Tuhan bagi kami. Harusnya pemerintah mencegah masyarakat untuk menyedot emas karena itu merusak sungai kami ".

Lihatlah masih ada yang peduli dengan lingkungan, yang tidak haus kekayaan.  Tidak kah kalian berfikir saat kalian merusak alam, anak cucu kita tidak lagi bisa melihatnya. Semua hanya akan mereka lihat dari buka, foto dan internet. Tambang itu untuk kehidupan bukan kekayaan. 

Menurut saya seharusnya pemerintahlah yang mengambil alih pertambangan emas ini. Lakukan dengan cara yang ramah lingkungan. Kampanyekan cara menambang yang baik bagi masyarakat. #TambangUntukKehidupan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline