Lihat ke Halaman Asli

Youtube; Jalan Pintas Meretas Popularitas

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13317012872039412731

[caption id="attachment_176326" align="aligncenter" width="807" caption="Mendadak Ngetop di Youtube"][/caption] Tanpa berniat menjadi politikus atau artis, seorang ayah meng-upload tingkah lucu kedua anaknya. Sebuah peristiwa biasa dalam kehidupan nyata. Rekaman iseng itu secara menakjubkan telah memikat lebih dari 400 juta orang sejak tahun 2007. Alhasil, karena mendatangkan traffic yang fantastis, YouTube memberikan imbal sebesar Rp 1,4 miliar kepada Howard Davies-Carr, pengunggah video ini. Adakah tayangan TV yang mampu menarik penonton sebesar itu? Ada, tentu saja. Event kolosal empat tahunan: Piala Dunia, Olimpiade; dan ajang selebritas lainnya. Namun, adakah yang hanya bermodal video sederhana, Nyaris tanpa uang? Tidak banyak, tentu saja. Low budget, high impact. Sesuatu yang diimpikan seluruh pelaku bisnis. Dulu bermimpi pun tidak, bisa melihat tulisan kita hadir setiap saat sesuka kita dan dibaca ribuan orang. Dulu bermimpi pun tidak, kala melihat wajah kita bisa muncul setiap detik, semau kita dan ditonton ribuan mata. Kini, nyatanya iya. Blog dan Youtube menjadi jawabnya. Lewat keduanya, kita seolah memiliki koran dan TV sekaligus. Menjadi pemilik sekaligus karyawan di blog dan channel kita sendiri. Bisa merasakan posisi bak Dahlan Iskan—sekaligus menjadi juru ketiknya. Dua peran bertolakbelakang dalam satu figur. Bukan suatu kebetulan bila kedua layanan itu kepunyaan Google. Ini sekali lagi membuktikan ketajaman intuisi bisnis duo Sergey Brin-Page. Ibarat Midas, segala yang dipegang mereka menjadi emas, meski tak semuanya ’24 karat’. Ada juga yang kolaps, bahkan sebelum kita paham dan menggunakannya, seperti Knol, Google Health, Google Buzz, Bookmarks Lists, dan Google Gears. 'Mati seribu, tumbuh satu' itulah peribahasa yang tepat menggambarkan strategi bisnis Google. Senada dengan pendirinya, bagi Google sendiri, meski mati ‘seribu’, harus ada ‘satu’ layanannya yang berjaya. Youtube, kini menjadi salah satu pendulang pundi-pundi bagi Google. Sebagai bukti, Google merilis bahwa dalam setahun ini saja, iklan yang diintegrasikan di YouTube berhasil meraup pendapatan sebesar Rp 44,6 triliun. Sudah berkali lipat dari nilai Rp14,7 triliun saat diakuisisi pada tahun 2006 silam. Bila Google merasakan ranumnya profit dari Youtube, kita pun bisa. Entah disengaja atau tidak, banyak seleb dadakan yang lahir dari Youtube. Ada yang tetap dadakan, ada yang keterusan. Sebut saja Sinta-Jojo, Norman Kamaru, Udin sedunia, dan yang lagi fenomenal, Ayu Ting Ting. Belum lagi ditambah Bona 'Gayus' Paputungan, Raisa, Budi Doremi, makin panjanglah nama-nama yang telah meraih popularitas pintas dari Youtube. Yang menarik ialah bahwa anda bisa juga seperti mereka. Tidak ada rahasia kesuksesan di baliknya kecuali segeralah beraksi konkret. Temukan ide kreatif, orisinal dan unik, lalu upload ke Youtube. Banyak software yang memudahkan anda untuk memvisualisasikan kegiatan anda. Windows Movie Maker dan Camtasia, salah duanya. Banyak tutorial bertebaran di internet. Googling saja. Tentu anda tidak harus bisa bernyanyi untuk bisa eksis seperti mereka. Ada seribu satu cara 'biasa' untuk bisa mewarnai ranah maya: Membuat video tutorial, membuat testimoni, menawarkan produk, dokumentasi wisata, atau malah kegiatan sehari-hari anda dan keluarga. Ya, aktivitas keseharian yang kita anggap biasa malah bisa jadi luar biasa bagi orang lain. Seperti pada tulisan pembuka di atas. Sebagai pamungkas, Sergey Brin mengingatkan, 'anda harus gagal berkali-kali untuk satu kali sukses'. Bila semuanya lancar dan berbuah popularitas, sekali lagi, jangan lupakan kualitas!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline