Yasamin Winarno Putri
12 IPS 5, SMAN 3 Kabupaten Tangerang
Keindahan seni tari Reog Ponorogo tidak bisa dipungkiri lagi, kesenian ini yang diselipkan beberapa unsur komedi dapat mengundang tawa dari para penonton yang hadir dalam seni pertunjukkan Reog Ponorogo. Bahkan, tidak sedikit juga para pengunjung yang memberikan saweran kepada para pemain. Kesenian reog bertahan melintasi waktu. Beberapa penyesuaian dilakukan sesuai perkembangan zaman.
Masyarakat Ponorogo terus melestarikan kesenian reog sebagai warisan leluhur. Anak muda di Ponorogo lah yang memiliki semangat yang tinggi dalam melestarikan Reog. Mereka memiliki kebanggaan yang tinggi atas kesenian Reog Ponorogo ini. Biasanya di sekolah, anak-anak itu ada yang memilih seni jathilannya atau karawitannya. Tergantung masing-masing orang dan itu sangat membantu upaya pelestarian reog di Ponorogo. Apalagi di saat ini telah berkembang grup-grup kesenian Reog di desa. Pemerintah daerah juga memberikan bantuan, termasuk untuk grup di desa-desa. Pemerintah juga berharap bisa mewujudkan semua desa dan kelurahan di daerah saat ini masing-masing memiliki grup kesenian Reog.
Perlu dipertanyakan apakah kesenian reog bisa bertahan kembali melintasi waktu di zaman di mana tantangan terhadap pewaris aktif (pelaku) di tengah-tengah pergumulan antara selera lokal dan selera global sangatlah berat. Di satu sisi mereka (para pewaris aktif) memiliki komitmen yang kuat dan tulus untuk senantiasa memelihara dan mencintai tradisinya. Di sisi lain mereka harus juga berhadapan dengan kenyataan "perih" bahwa pasar atau penikmat tidak lagi berpihak kepada produk-produk hiburan tradisional yang mereka tawarkan.
Perkembangan seni pertunjukkan Reog bisa dibilang cukup membanggakan. Terbukti dengan adanya Festival Nasional Reog Ponorogo yang selalu diadakan di setiap tahunnya. Dengan adanya festival ini, Festival ini mendorong kebangkitan karena bukan hanya promosi tapi juga sebuah etalase bagaimana UMKM ini hidup dan bagaimana ekonomi rakyat sejahtera, banyak peluang kerja yang diciptakan sebagai bagian dari target penciptaan 4,4 juta lapangan kerja baru di 2024. Selain itu, penampilan dari Festival Nasional Reog Ponorogo ditampilkan juga di Youtube, yang dapat membantu menarik perhatian seliruh orang di belahan dunia tentang Festival Nasional Reog Ponorogo ini.
Hal-hal yang dapat mempertahankan kehidupan suatu bentuk seni pertunjukan adalah memiliki pewaris aktif yang memiliki komitmen kuat untuk melestarikan seni pertunjukan yang digelutinya. Reog dan ludruk mempunyai pewaris aktif yang cukup setia, dan itulah yang membuat keduanya dapat bertahan. Memiliki pewaris pasif yang cukup setia untuk datang dan membeli pementasan karena pewaris pasif adalah pasar yang dapat mendukung keberadaan sebuah seni pertunjukan. Sejatinya, seni reog yang bercitra agraris dan seni ludruk yang bercitra nonagraris masih memiliki penikmat yang fanatik. Terdapat campur tangan negara. Di Provinsi Jawa Timur, seni reog dan ludruk menjadi kebanggaan para pewarisnya karena keduanya menjadi penyangga identitas lokal pemiliknya.
Kesenian Reog Ponorogo tidak hanya tampil di Ponorogo maupun di Indonesia saja, saat ini Reog ponorogo sudah sampai ke mancanegara. Sehingga saat ini, Reog Ponorogo banyak dikenal di dunia internasional. Hal ini membuktikan bahwa pelestarian yang dilakukan oleh para pewaris aktif maupun pasif berhasil. Hingga kini, Reog Ponorogo dikenal secara Nasional dan Internasional. Pemanfaatan teknologi yang pemerintah setempat lakukan seperti mempromosikan Festival Nasional Reog Ponorogo melalui platform YouTube dapat menarik perhatian dunia Internasional. Untuk saat ini, tidak ada yang perlu dikhawatirkan terkait pengaruh globalisasi semakin menjadi. Kita sebagai warga negara Indonesia patut mengapresiasikan para pewaris aktif dan pasif dalam melestarikan Reog Ponorogo ini. Jika kita bukan salah satu pelaku yang menjalankan pelestarian tersebut, kota bisa melakukan cara untuk membantu menyebarkan keindahan yang terdapat di dalam pertunjukkan seni Reog ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H