Provinsi Aceh selai terkenal dengan tari saman yang sudah tidak asing lagi di telinga masyrakat Indoneisa, ternyata Aceh juga memiliki jenis tarian lain yang tidak kalah menarik.
Tari Aceh, mungkin dari sebagian orang sudah mengetahui tarian ini ketika dijadikan tarian pembuka pada asian games tahun 2018. Banyak penarinya dari kalangan pelajar SMA, penari yang kebanyakan oleh wanita ini jumlahnya sekitar 20-21 orang untuk satu tim dan yang berpartisipasi dalam acara tersebut rata-rata adalah pelajar SMA dari penjuru Indonesia untuk berparstisipasi memeriahkan acara pembukaan tersebut, dapat dilihat bahwa tarian ini digemari di kalangan pelajar SMA.
Sejarah tari Aceh ini pada awalnya adalah adanya seorang seniman Aceh yang bernama Yusri Saleh atau biasa dipanggil bang dek gam, dia merantau ke Jakarta pada tahun 2000-an dari Aceh ke Jakarta. Bang dek gam diberikan amanah dalam parade TMII di acara tingkat nasional, dengan adanya acara atau event tersebut berhasil memebuat bang dkegam terbaik, dan mulai dari sisnilah ia megembangkan tari Aceh diJakarta.
Seiring berkembangnya zaman, tari Aceh ini dimasukan ke dalam mata pelajaran favorit sekolah-sekolah diJakarta, dan tidak sedikit juga yang mengikuti kelas tari tersebut entah menarik atau memang hanya ikut-ikutan saja.
Tarian ini dilakukan secara berkelompok yang penarinya yaitu perempuan berbeda dengan tari Aceh lainnya yang ditarikan oleh pria, dan juga tarian ini diiringi oleh alat musik rapai, lantunan oleh abang , di samping itu penari juga melantunkan beberapa bait syair.
Para penari diwajibkan untuk melafalkan dan juga menghafalkan bahasa Aceh yang tentu saja tidak sedikit, tak jarang pelatih meminta mereka untuk menghafalkan arti dari syair yang berbahasa Aceh tersebut. Dari latihan tersebut beberapa penari juga terseret untuk mengetahui dan menghafalkan bahasa daerah tersebut.
Dapat dilihat adanya akulturasi budaya bahasa ynag melibatkan anak zaman milenial dengan bahasa daerah yang butuh dan perlu untuk dilestarikan.
Oleh karena itu pentingnya bagi kita remjaa berperan aktif dalam kepedulian melestarikan bahasa daerah yang ada di Indonesia, mulai dari berbagai macam cara dan salah satunya dengan mengikuti kegiatan yang berberan aktif untuk pelestarian SDA dan SDM.
Demikian artikel yang saya sampaikan mengenai "Pelestarian Bahasa Aceh yang Digemari Pelajar SMA"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H