Lihat ke Halaman Asli

Yarni

Mahasiswa

Masalah Anemia yang Perlu Diatasi Bersama

Diperbarui: 14 Oktober 2024   18:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Anemia merupakan penyakit yang ditandai dengan menurunnya kadar hemoglobin dalam tubuh. Hemoglobin adalah metaloprotein, protein yang mengandung zat besi dalam sel darah merah, yang fungsinya mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Sederhananya, anemia adalah suatu kondisi medis di mana kadar hemoglobin (Hb) dalam sel darah merah Anda lebih rendah dari yang seharusnya. Anemia merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia, dan Indonesia adalah salah satunya.

Pengobatan anemia di Indonesia masih menghadapi banyak tantangan. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya zat besi dan dampak anemia terhadap kesehatan menjadi kendala utama. Terbatasnya akses terhadap layanan kesehatan, terutama di daerah terpencil, juga menjadi kendala. Implementasi program pencegahan anemia (seperti program tablet darah) seringkali kurang optimal. Selain itu, faktor sosial budaya seperti peran gender dan pernikahan dini juga memperparah masalah anemia. Kurangnya kualitas data dan informasi mengenai anemia serta kurangnya koordinasi antar berbagai sektor semakin mempersulit upaya pengendalian anemia di Indonesia.

Pertama, pemerintah perlu membangun lebih banyak fasilitas kesehatan di daerah terpencil, termasuk puskesmas dan posyandu. Fasilitas tersebut harus dilengkapi dengan peralatan medis yang memadai untuk mendiagnosis dan mengobati anemia. Selain itu, pemerintah dapat meningkatkan akses terhadap informasi yang mudah dipahami mengenai anemia, penyebab, dan cara pencegahannya. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai media seperti leaflet, poster atau pendidikan kesehatan.

Kedua, pemerintah juga dapat melaksanakan program suplementasi dengan menyediakan tablet suplemen darah (TTD) yang merupakan salah satu strategi pencegahan anemia, terutama pada kelompok risiko tinggi seperti remaja putri, ibu hamil, dan wanita usia subur. Pemberian TTD secara rutin pada kelompok ini dimaksudkan untuk memenuhi peningkatan kebutuhan zat besi selama pertumbuhan, kehamilan, dan siklus menstruasi. Dengan mengonsumsi TTD secara rutin, kadar hemoglobin dalam darah dapat terjaga pada tingkat optimal, sehingga mencegah anemia dan berbagai komplikasi yang menyertainya.

Memperkuat program-program tersebut dapat membantu mengurangi angka anemia di kalangan remaja perempuan, wanita hamil, dan wanita usia subur di Indonesia. Pengembangan kebijakan yang komprehensif, kolaborasi antar lembaga, dan keterlibatan aktif masyarakat juga menjadi kunci dalam mengatasi anemia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline