Dalam Al-Qur'an Surah Al-Isra ayat 24, seorang anak diperintahkan untuk merendahkan hati dan juga diri kepada orang tua, serta menyayangi keduanya dengan penuh kasih sayang.
وَاخۡفِضۡ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحۡمَةِ وَقُلْ رَّبِّ ارۡحَمۡهُمَا كَمَا رَبَّيٰنِىۡ صَغِيۡرًا ؕ ٢٤
Artinya : Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, "Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil."
Kalimat tersebut ditafsirkan bahwa anak diperintahkan untuk merendah diri terhadap kedua orang tua dengan perbuatan dan ucapannya, bukan karena takut ataupun malu dicela orang lain jika tidak menghormatinya, namun karena bentuk kasih sayang anak kepada keduanya. Merendahkan diri di hadapan mereka adalah contoh perilaku tawadhu'.
Tawadhu' itu sendiri merupakan sikap rendah hati yang harus dimiliki seorang muslim. Ibnu Hajar pernah berkata bahwa tawadhu' adalah menampakkan diri lebih rendah pada orang yang ingin mengagungkannya. Ada pula yang mengatakan bahwa tawadhu' adalah memuliakan orang yang lebih mulia darinya.
Sikap rendah hati dalam ayat ini adalah menaati apa yang mereka perintahkan selama perintah itu tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan agama Islam. Bentuk taat anak kepada orang tua merupakan tanda kasih sayang dan hormatnya kepada mereka. Sikap rendah hati tersebut hendaknya benar-benar dilakukan karena kesadaran yang timbul dari hati nurani anak tanpa paksaan.
Dalam Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah, dijelaskan bahwa ungkapan arti "Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan..." diambil dari perilaku seekor burung. Jika ia ingin memeluk anaknya untuk mengasuh dan mengasihinya maka ia akan merendahkan sayapnya. Seakan-akan Allah berfirman kepada seorang anak "peliharalah kedua orang tuamu dengan mendekatkan dirimu dan tunduklah pada mereka."
Seekor burung akan merendahkan sayapnya jika ia hendak mendekat kepada betinanya (ibunya), begitu juga ketika ia melindungi anak-anaknya. Sayapnya selalu dikembangkan dengan merendah dan merangkul. Dari sini dapat diartikan sebagai bentuk kerendahan hati dan hubungan harmonis.
Pada saat seekor burung mulai takut pun, ia akan mengembangkan sayapnya untuk menunjukkan ketundukannya kepada ancaman. Oleh karena itu, kita sebagai anak diminta untuk merendahkan diri kepada orang tua sebagai bentuk hormat dan rasa takut kita kepada kedua ibu bapak.
Di akhir ayat ini dijelaskan bahwa Allah Swt. memerintahkan kepada hambanya untuk selalu senantiasa mendoakan kedua ibu bapak mereka agar diberi limpahan kasih sayang Allah sebagai imbalan dari kasih sayang keduanya dalam mendidik mereka ketika masih kanak-kanak.