Filsafat Hegel, yang berasal dari kata Yunani "philosophia" yang berarti cinta kebijaksanaan, merupakan filsafat yang mempelajari tentang fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis.
Hegel adalah seorang filsuf dan idealis Jerman yang percaya bahwa jiwa adalah realitas tertinggi
Hegel menggunakan dialektika sebagai metode untuk menjelaskan filsafatnya, yang berarti rekonsiliasi atau kompromi antara gagasan-gagasan yang berlawanan.
Karya-karya Hegel yang paling terkenal meliputi The Phenomenology of Spirit, The Science of Logic, dan ceramahnya di Universitas Berlin mengenai topik-topik dari Encyclopedia of the Philosophical Sciences.
Menurut Hegel, karya-karya yang telah ia tulis bukanlah suatu karya historis tetapi suatu kerangka kerja filsafat dan dalam karya tersebut Hegel menulis dalam bentuk fakta yang sangat konkret.
Gagasan Dialektika Hegel ini berupa metode yang memunculkan perkembangan dari kesadaran diri agar mencapai kesatuan dan kebebasan.
Konsep yang muncul dari dialetika Hegel berupa Tesis, Antitetis dan Sintetis.
Tiga konsep dalam dialetika Hegel ini biasanya muncul dengan kalimat "yang ada", "yang tidak ada", dan "menjadi".
Konsep dialektika yang pertama, tesis, kedua sebagai lawan dari yang pertama yaitu antites, dan yang ketiga muncul untuk perdamaian yaitu sintetis.
Contoh kasus :
Kasus buruknya etika bermedia sosial sering terjadi karena keterbatasan pengetahuan dan pemahaman tentang etika dan moral oleh pengguna media sosial, terutama oleh remaja dan anak-anak.
Konsep yang muncul :
Tesis : Etika dan filsafat berkomunikasi di era kontemporer menjadi penting karena teknologi digital memungkinkan manusia untuk berkomunikasi secara lebih efisien dan global.
Antitesis : Namun, kesalahan komunikasi yang mungkin terjadi saat ini, seperti kasus Hoax yang diposting di media sosial yang menyebabkan pelanggaran hukum.
Sintesis : Untuk mengatasi kesalahan komunikasi ini, diperlukan pemahaman konteks dari platform media sosial serta menyesuaikan cara berkomunikasi dengan situasi dan pihak yang berbeda, sehingga menciptakan komunikasi yang lebih konstruktif dan inklusif.
Jadi konsep hagel berisi tentang, pernyataan pertama (tesis) membangun konflik, pernyataan kedua (antitesis) menimbulkan peristiwa baru, dan pernyataan ketiga (sintesis) menyelesaikan konflik tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H