Lihat ke Halaman Asli

Pesan Dari Jalanan

Diperbarui: 24 Juni 2015   08:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rintihan tangis pilu di sore itu

Tetesan kalbu jatuhkan pancaran makna baru

Gelorakan rindu seorang kecil kepada sang besar

Bawakan rentetan elegi yang tiada akhir

Rona pucat bergetar menggigil dingin

Tubuh kecil menyeretkan harapan pada jalan

Hempasan nafas kotor kerap terucap

Hiasi setiap harimu yang penuh pengharapan

Bocah kecil di seberang sana

Merengek- merengek…..

Tatapan kosong terpahat di ukiran wajahnya yang polos

Sesekali senyum dan tawa hilang gundah gulana

Dosakah ibumu ?......

Dosakah bapakmu ?.....

Yang telah biarkan tubuh kecilmu itu terlepas

Lari dari indahnya kasih sayang mereka

Terik panas siang tadi tak kau hiraukan

Kecil lebam yang menengadahkan tangan

Seakan kau pasrahkan perasaan batinmu

Meski terkadang pahitnya jalanan kau dapatkan

Ini bukan salahmu nak….

Ini bukan kehendakmu kawan….

Semua ini karena ketidakadilan negerimu

Yang selalu abaikan dan telantarkan dirimu

Apakah negeriku kan hidup merana seperti ini terus ?...

Siapa yang salah ?...

Mari kita bertanya dan mengetuk pintu hati kita

Sudah layakkah kita disebut seorabg manusia ?....

Jangan lunturkan harapan mereka

Masih ada secercah cahaya dari bilik sana

Tegakkan niat wahai kawan jalanan

Dirimu bukan seonggok yang terbuang

Tapi dalam dirimu tersimpan pesona yang kan merubah ini semua…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline