Lihat ke Halaman Asli

Antara Sekedar dan Sekadar

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Beberapa orang ada yang beranggapan bahwa kata sekedar merupakan kata bentukan baku bahasa Indonesia . Oleh karena itu, masih sering kita jumpai pemakaian kosa kata sekedar dalam beberapa bentuk tulisan. Jika kita telusuri lebih dalam, kata sekedar bukanlah kata bentukan yang baku. Hal ini disebabkan para pengguna bahasa yang bersangkutan telah melakukan kesalahan pemiulihan kosa kata.

Tingkat keseringan masyarakat di dalam menggunakan kata yang dianggap baku, padahal sebenarnya tidak baku menjadi suatu faktor yang sering menyebabkan kesalahan tersebut semakin fatal. Di dalam buku Ejaan yang Disempurnakan, kata sekedar tidak baku dan yang benar adalah sekadar.

Oleh sebab itu, berdasarkan pemaparan di atas maka tidak tepat bila di dalam sebuah tulisan kita menulis kalimat “Ini hanya sekedar manuver politik”. Demikian juga dengan kalimat “Untuk sekedar manatap wajahnya, Ia tak sanggup”. Adapun kalimat yang tepat adalah, “Ini hanya sekadar manuver politik”. Dan, “Untuk sekadar menatap wajahnya, Ia tak sanggup”.

“Penulis adalah mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline