Lihat ke Halaman Asli

Antara Cinta dan Ridha

Diperbarui: 3 Januari 2016   23:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pernah jatuh cinta? Bagaimana rasanya? Pasti senang ya. Hidup jadi berwarna, Enak gitu bawaanya semangat terus dalam menjalankan rutinitas , hidup bisa nikmat banget.

Rasanya gak mantep kalo gak cerita kepada teman-teman kalo kita sedang jatuh cinta. Biar semua teman-teman kita juga merasakan apa yang sedang kita rasakan. Bila perlu kita cerita kepada siapa saja tentang orang yang sedang kita cintai meski orang yang kita cintai itu tak tahu bahwa dia sedang kita cintai. Kita begitu percaya diri dan mulai mencari cara untuk mendekatinya. Tetapi ada yang rasa cintanya itu malah dipendam dihatinya sendiri tanpa memberi tahu orang lain.

Ketika jatuh cinta, kita tiba-tiba merasakan dorongan ingin bertemu dengan orang yang kita cintai. Dorongan itu bahkan sangat kuat menekan kita, manakala ada orang yang membicarakan si dia, atau ada orang yang menyebutkan namanya, lebih lucunya ketika membaca tulisan yang kemudian menuliskan sebuah nama yang sama dengan nama orang yang kita cintai. Kita jadi rindu berat ingin bertemu, atau sekedar ingin berkomunikasi dengannya. Ngomong-ngomong, ngerasain kayak gini gak? Hehe

Tapi anehnya, seringkali kita juga merasa harus jaim alias jaga image. Pura-pura jual mahal ketika berkomunikasi atau kebetulan bertemu dengan orang yang kita cintai. Meski rasa ingin mencurahkan perasaan itu begitu kuat menekan. Lucu juga memang, itu artinya bahwa jatuh cinta itu memang unik. Tapi dengan catatan nih, biasanya jika yang jatuh cintanya itu masih malu-malu. Eh, umumnya memang malu-malu kan? Jarang yang agresif gitu kan. Meski ketika jaman sudah berlalu berubah kayak sekarang, banyak pula yang agresif untuk ngungkapin cintanya. Seperti diacara reality show “Katakan Cinta” itu.

Sahabat kompasianer, ketika jatuh cinta, kita jadi merasa lembut. Baik lisan kita atau saat kita menulis. Kita mulai belajar mengatur pilihan kata saat bicara. Terutama ketika bicara dengan si dia yang telah membuat kita jatuh hati, itu kita lakukan biasanya untuk mendapat perhatiannya. Untuk memberikan image bahwa kita baik dihadapannya. Ujungnya, bukan tak mungkin kalo akhirnya kita mendapat simpati darinya. Awalnya memang simpati, siapa tahu lama-kelamaan menumbuhkan empati dan akhirnya jatuh cinta. Bukan tak mungkin kan?

Nah selanjutnya, apabila kita berbicara secara umum pun, sebenarnya ketika jatuh cinta kita bakalan nyari tahu dari obyek yang kita cintai. Nah, tentu standar yang diinginkan dalam pencarian itu tergantung kepribadian orang yang bersangkutan. Ada yang merasa agama tak perlu menjadi pertimbangan, tapi ada pula yang merasa bahwa agama harus menjadi pertimbangan saat jatuh cinta. Kepada siapa kita harus mencintai. Begitu kan? Tapi, intinya secara umum, cinta memang akan melahirkan rasa ingin tahu untuk meneyelidiki si dia yang kita cintai, yang telah membuat kita jatuh hati dan jatuh cinta kepadanya. Setuju?

Sahabat kompasianer, setiap perbuatan yang kita lakuin itu pasti sesuai dengan cara pandang kita terhadap perbuatan tersebut. Lebih luas lagi cara pandang kita tentang hidup. Kalo kita memandang hidup itu sekedar tumbuh, berkembang, lau sampai titik tertentu mati(dan gak ada kehidupan akhirat) maka perbuatan kita pun bakalanmengikuti apa yang kita pahami tentang kehidupan tersebut. Kita bisa bebas berbuat apa saja sesuai keinginan kita, karena kita merasa bahwa hidup Cuma didunia. Kehidupan setelah dunia kita anggap gak ada,. Artinya, kita jadi gak kenal ada istilah pahala dan dosa.

Maka dari itu, dengan sudut pandang terhadap kehidupan yang benar, maka ketika berbuat apapun kita akan menyesuaikan dengan cara pandang kita tentang kehidupan yang benar itu. Termasuk ketika kita akan jatuh cinta, jangan berpikiran yang negatif dan membuat sedih apalagi kecewa si dia. Dia ini bisa cinta kita terhadap sesama manusia dan cinta kepadaNya yaitu tuhan. Intinya kita berpikir bagaimana seharusnya menurut aturan islam bukan berpikir sebagaimana adanya kehidupan yang saat ini dilakoni.

Kita boleh dan wajar-wajar aja untuk jatuh cinta. Tapi, tetap harus menjaga kehormatan dan kesucian diri dan si dia. Yakni dengan cara tetap menjadikan Allah dan RasulNya sebagai pemandu hidup kita. Kita melakukan perbuatan atas dasar petunjuk dari Allah lewat Al-Qur’an dan petunjuk dari Rasulullah SAW berupa sunnah. Inilah pedoman hidup kita.

Nah berikut tadi yang bisa penulis tuliskan tentang rasa jatuh cinta terhadap seseorang yang kita cintai. Yang terlebih cinta kepadanya karena mengutamakan cinta kepada Allah, takut kepadaNya, dan ridha denganNya. Karena sesungguhnya orang seperti itu yang paling berhak mendapat derajat olehNya. InsyaAllah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline