Lihat ke Halaman Asli

Yanuar Tia

Pemula | monggo mampir :) | ig: @yanuar_tia

Aksi 22 Mei: Malaikat juga Tahu Siapa yang Jadi Juaranya

Diperbarui: 24 Mei 2019   09:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pesta demokrasi yang harusnya berjalan menggembirakan nyatanya tak seperti yang diharapkan. Akhir kompetisi yang diharapkan menjadi titik awal lahirnya pendewasaan demokrasi justru berlanjut menjadi kesedihan.  Momentum ramadhan yang menawarkan kesejukan nyatanya tak bisa dimaknai bagi segilintir orang yang hatinya tertutup oleh emosi fana yang jatuhnya merusak dan mencederai kedamaian yang ada di negeri ini.

Para perusuh yang berbuat kegaduhan melakukan pembakaran dan tindak anarki  menimbulkan kecemasan di masyarakat. Provokasi yang dilakukan ke kepada aparat menunjukkan mereka belum mempunyai kecerdasan emosional terlebih untuk menjaga stabilitas negara dan menciptakan rasa nyaman di bumi pertiwi ini. 

Suasana mencekam dalam 2 (dua) malam terakhir di beberapa titik di Jakarta menjadi keprihatinan kita bersama. Kondisi ini tentunya merugikan bagi banyak orang, misalnya saja Mall Sarinah dan Pusat Perbelanjaan Tanah Abang yang untuk sementara tidak beroperasi sampai kondisi benar-benar kondusif. Tentunya ini menimbulkan kerugian secara ekonomi karena didalamnya terdapat banyak pelaku ekonomi.

Aksi atau demontrasi memang dilindungi oleh undang-undang namun harus sesuai dengan aturan atau koridor yang ada. Sesuatu yang bersifat berlebihan pada dasarnya tidak baik, pun dengan aksi unjuk rasa. 

p-20190522-121844-min-5ce74e326b07c54c605e8ed2.jpg

Semangat damai yang harusnya diusung dari awal menjadi ternodai ketika emosi sudah berkuasa ditambah lagi disusupi oleh perusuh-perusuh yang selalu memprovokasi untuk menimbulkan keributan.

Rasa ucapan terima kasih perlu kita sampaikan kepada aparat keamanan yang sudah berusaha menjaga suasana agar menjadi kondusif seperti semula. Jika memang ada berapa aparat yang tersulut emosinya maka maafkanlah, karena sesungguhnya mereka tidak ingin menyakiti rakyatnya sendiri. 

Dibalik tanggung jawab mereka untuk menjaga keamanan dan ketertiban negara, aparat keamanan tetaplah seorang manusia biasa yang selalu dinanti kepulangannya oleh keluarga di rumah. 

Profesionalitas aparat perlu diacungi jempol, dibalik rasa lelah mereka, dibalik rasa rindu terhadap keluarga, mereka tetap siap sedia ketika negara membutuhkan. Semangat patriotisme inilah yang sesungguhnya berdampak dalam menjaga kedaulatan negara yang sebenarnya.

Pagi ini dapat dilihat khususnya di sekitaran Bawaslu kondisinya sudah mulai kondusif. Petugas kebersihan atau biasa disebut pasukan orange bekerja dengan cekatan membersihkan sampah-sampah yang ditimbulkan dari sisa aksi kemarin. 

Apresiasi untuk mereka yang berperan besar dalam menimbulkan suasana yang bersih dan nyaman, sehingga dapat menciptakan suasana kondusif seperti sebelumnya, dan warga masyarakat bisa beraktifitas dengan lancar.

petugas-kebersihan-5ce753b43ba7f71216014993.jpg

Semoga aksi anarki yang terjadi kemarin malam tidak terulang lagi. Ayo jaga bersama kesatuan dan persatuan negara Indonesia, sesuai amanat sila ketiga "Persatuan Indonesia". 
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline