Lihat ke Halaman Asli

Yanuar Tia

Pemula | monggo mampir :) | ig: @yanuar_tia

Bullying kepada Jonatan Christie, Cambuk untuk Terus Melangkah

Diperbarui: 29 Agustus 2018   13:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Selamat siang sport  lovers. Awan cerah sedang menaungi Indonesia akhir-akhir ini. Lewat ajang Asian Games, ajang prestis yang digelar 4 tahun sekali Indonesia mampu berjaya dengan mendulang medali melebihi target pemerintah. 

Kesuksesan ini tentunya merupakan buah kerja keras bersama. Hasil kolaborasi antara uletnya usaha diiringi doa yang tak pernah putus kepada Sang Maha Pencipta.

Berbicara banyaknya torehan mendali yang diraih, ada salah satu cabang olahraga yang rutin menyumbang medali sejak dulu kala, salah satunya cabang olahraga badminton. Sebagai cabor yang sudah melegenda menghasilkan atlet-atlet terbaik di kancah dunia, badminton dibebani target untuk mampu berprestasi di Asian Games 2018. Hasilnya sampai Selasa, 28 Agustus 2018, cabor bulutangkis mampu meraih 2 emas, 2 perak, dan 4 perunggu.

Tanpa mengesampingkan keberhasilan Kevin/Gideon dalam mempertahankan emas ganda putra, kesuksesan tunggal putra dalam merebut 1 emas dan 1 perunggu agaknya perlu menjadi sorotan. 

Sempat terpuruk dalam beberapa tahun terakhir setelah pensiunnya Taufik Hidayat, Jojo dan Ginting mampu menunjukkan semangat pantang menyerah yang wajib diapresiasi oleh semua pihak.

Banyak pihak yang meragukan tim tunggal putra mampu berprestasi di Asian Games 2018. Bahkan sang legenda Taufik Hidayat,  sering melontarkan kritik tajam terkait seretnya prestasi tunggal putra dalam beberapa tahun terakhir ini melalui akun medsosnya. Lebih parahnya Jojo dan Ginting yang sering dianggap inkosisten penampilannya, seakan menjadi objek bully-ing oleh warga Indonesia sendiri. 

Memprihatinkan memang, ketika atlet sudah berjuang semaksimal mungkin untuk mengharumkan nama bangsa, namun justru banyak pihak yang mengolok-olok bahkan mencaci sesuka hati.

Satu hal yang bisa diteladani dari keberhasilan Jojo mendulang emas adalah bagaimana dia mampu me-manage bully-ing yang mengarah kepadanya menjadi cambuk untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi. Seperti sepenggal petikan wawancara ketika selesai pertandingan, Jojo selalu mengingat komentar-komentar negatif yang mengarah kepadanya. 

Bukan menjadikannya semakin lemah, tapi justru sebagai pemompa semangat dan pengingat ketika dia berada diatas untuk tidak jumawa. Layak memang Jojo disebut sebagai tokoh inspiratif yang patut diteladani. 

Anak muda harus selalu menggelorakan semangat optimisme, bukan lagi kritik ampas tanpa ada semangat untuk berkarya. Sekali lagi selamat Jojo, kamu berhasil menginspirasi kita semua untuk percaya pada mimpi besar melalui proses panjang dibelakangmu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline