Lihat ke Halaman Asli

Munculnya Fenomena Awan Morning Glory

Diperbarui: 15 September 2020   11:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

  Fenomena Awan Morning Glory

   Awan Morning Glory merupakan salah satu fenomena alam yang sangat langka. Peristiwa ini pernah terlihat di banyak lokasi berbeda di seluruh dunia, namun hanya di bagian utara teluk Carpentaria di Australia yang paling nampak jelas, pada bulan September sampai November.Awan ini memiliki bentuk seperti gulungan/tabung yang panjangnya bisa mencapai hingga 1.000 kilometer dengan ketinggian 1 hingga 2 kilometer. Bahkan terkadang dapat berada pada ketinggian hanya sekitar 100 hingga 200 meter dari atas permukaan bumi. Awan ini juga bergerak dengan kecepatan sekitar 60 kilometer perjam.Umumnya formasinya hanya terdiri dari satu awan. Namun, terkadang bisa mencapai hingga delapan gulungan awan.

   Bentuk awan menggulung yang khas tersebut mungkin disebabkan penurunan suhu, lonjakan tekanan, dan angin laut yang kencang.Awan morning glory sering disertai angin badai yang datang secara tiba tiba. Karena hal itu, udara di sekitar tepian awan depan bergerak dengan cepat sementara udara di bagian belakang menurun sehingga menggulung awan jadi berbentuk silinder yang rapi. Meski terlihat unik, tapi awan tabung dan udara di sekitarnya ini dapat menyebabkan turbulensi berbahaya bagi pesawat yang melintas.

   Namun, para ahli masih belum sepenuhnya memahami kondisi cuaca yang berdampak pada awan.Walaupun fenomena awan ini biasa terjadi setiap tahun di teluk Carpentaria, para ilmuwan masih belum mengetahui secara pasti bagaimana awan indah ini bisa terbentuk. Sebagian percaya kalau awan ini mungkin terbentuk akibat tiupan angin laut dari barat yang lebih kuat dan hangat dibandingkan angin timur. Ketika angin barat ini menggulung angin timur, terbentuklah awan Morning Glory.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline