Lihat ke Halaman Asli

Kartu Merah dan Piala Dunia

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

KARTU MERAH DAN PIALA DUNIA

Kartu merah merupakan momok yang paling menakutkan bagi para pemain, pelatih dan wasit. Bagi para pemain apabila mendapatkan kartu merah maka mereka akan tersingkir dari permainan dan rencana tim pun berantakan. Kalau kartu merah itu merupakan pelanggaran murni mungkin masih bisa di pahami tapi bagaimana jika pelanggaran itu akibat aksi diving para pemain lawan, tentunya ini sangat merugikan tim. Namun apakah pelatih juga bisa mendapatkan kartu merah ? jawabannya adalah ya,sebagai contoh adalah pelatih malaysia Ong kim swee yang di ganjar kartu merah oleh wasit pada pertandingan penyisihan grup A SEA GAMES XXVI/2011 antara Indonesia melawan Malaysia di stadion utama Gelora Bung Karno . Bagaimana dengan wasit, kenapa kartu merah juga merupakan momok yang menakutkan bagi wasit. Bagaimana tidak, bagi para pemain yang mendapatkan kartu merah mungkin hanya akan di keluarkan dari lapangan tapi bagi para wasit yang mengeluarkan kartu merah bisa jadi di angkut dari lapangan dan di masukan ke UGD . Seperti peristiwa Seperti diberitakan sebelumnya, laga antara Pelita Bandung Raya (PBR) melawan Persiwa Wamena, Minggu (21/4/2013) kemarin, dinodai ulah tidak terpuji para pemain Persiwa Wamena.Wasit memberikan kartu merah kepada Pieter Rumaropen, setelah dia meninju wasit Muhaimin, karena merasa tidak puas dengan keputusannya memberikan hadiah penalti kedua bagi PBR di menit 80.Tinju Pieter yang tepat mengarah ke hidung wasit Muhaimin, membuat pertandingan terhenti selama 10 menit. Hal ini disebabkan karena hidung Muhaimin mengeluarkan darah yang banyak akibat tinju dari Pieter itu.Wasit Muhaimin sempat mendapatkan perawatan dan pengawalan aparat di pinggir lapangan. Namun darah yang mengalir dari hidungnya tidak kunjung berhenti. Akibatnya Muhaimin terpaksa harus diistirahatkan dan dilarikan ke RS Halmahera. Bukan hanya ini bahkan ada yang lebih brutal lagi seperti yang terjadi di dalam pertandingan sepakbola amatir di Maranhao, Brasil, Minggu (30/6/2013) pekan lalu. Wasit dan satu orang pemain pun dinyatakan tewas akibat kejadian tersebut.Menurut laporan media lokal, kejadian tersebut dipicu akibat kartu merah yang diberikan oleh wasit Otavio Jordao da Silva kepada pemain bernama Josemir Santos Abreu. Tidak terima dengan keputusan wasit, Abreu pun sempat protes sehingga terjadilah aksi saling pukul.Setelah dipukul oleh Abreu, Da Silva tiba-tiba saja menusuk pemain berusia 20 tahun itu dengan menggunakan pisau. Da Silva beberapa kali menusukkan pisau ke arah Abreu hingga dia sekarat. Belum diketahui dari mana Da Silva mendapatkan pisau tersebut.Beberapa saat kemudian, sejumlah suporter langsung masuk ke lapangan dan menyerang wasit Da Silva. Diduga, para suporter tersebut merupakan kerabat dekat Abreu. Mereka mengepung Da Silva dan melemparinya dengan sejumlah batu.Tidak hanya itu, para suporter yang murka itu kemudian memenggal kepala Da Silva hingga tewas. Sadisnya, mereka kemudian memotong-motong tubuh Da Silva menjadi empat bagian. Bahkan, kepala Da Silva ditusukkan ke sebuah tiang dan kemudian ditancapkan di tengah lapangan. Demikianlah dampak besar yang di timbulkan akibat dari di keluarkannya kartu merah dalam pertandingan sepakbola.

Setiap pemain sepak bola yang melakukan pelanggaran bisa mendapat hukuman kartu kuning, bahkan kartu merah. Pernahkah terpikir kapan dan bagaimana asal-muasalnya? Sepak bola telah ada dan dipertandingkan sejak abad 19, namun penggunaan kartu kuning dan merah baru terlaksana di pertengahan abad 20. Kisah ini berawal pada Piala Dunia 1966. Pada perempat final antara tuan rumah Inggris dan Argentina kebetulan wasit yang memimpin pertandingan berasal dari Jerman, yakni Rudolf Kreitlein. Karena melakukan pelanggaran keras, kapten Argentina, Antonio Rattin, harus dikeluarkan oleh Kreitlein. Masalah perbedaan bahasa membuat hal ini sulit. Wasit asal Jerman ini hanya tahu bahasa Jerman dan Inggris, sementara Rattin tak paham apa maksud wasit asal Jerman itu. Dia pun tak segera meninggalkan lapangan. Wasit Inggris yang ikut bertugas di pertandingan itu, Ken Aston, kemudian masuk ke lapangan. Dengan sedikit modal bahasa Spanyol, dia merayu Rattin untuk meninggalkan lapangan. Setelah kasus ini, Ken Aston kemudian berpikir. Harus ada komunikasi universal yang bisa langsung diketahui semua orang, ketika wasit memberi peringatan kepada pemain atau mengeluarkannya dari lapangan. Dengan demikian, wasit tak perlu harus membuat penjelasan dengan bahasa yang mungkin tak diketahui pemain. Suatu hari, dia berhenti di perempatan jalan. Melihat lampu lalu lintas, tiba-tiba saja ide muncul di otaknya. Jawabannya adalah kartu berwarna merah dan kuning. Bila melakukan pelanggaran dan harus diberi peringatan keras maka kartu kuning harus diberikan. Sementara kartu merah untuk sanksi berat dan pemain yang melakukan pelanggaran berat itu harus keluar dari lapangan. Ia pun segera mengirim usulan pada organisasi sepak bola dunia, FIFA. Dan, idenya langsung disetujui. Maka di Piala Dunia 1970, kartu kuning dan merah kali pertama digunakan. Ironisnya, sepanjang Piala Dunia 1970 tak satu pun pemain yang terkena kartu merah. Hanya kartu kuning yang sempat dilayangkan sehingga kartu merah tak bisa “pamer diri” pada Piala Dunia 1970. Ada lagi satu hal unik lainnya. Meskipun ide tersebut datang dari wasit Inggris, negeri itu tak serta merta menerapkannya di kompetisi mereka. Kartu merah dan kuning baru digunakan di kompetisi sepak bola Inggris pada 1976. Pasalnya, wasit kemudian terlalu mudah mengeluarkan kartu dan diprotes banyak pemain. Oleh sebab itu, penggunaannya sempat dihentikan pada 1981 dan 1987.

Berikut ini adalah catatan penting mengenai kartu merah sepanjang di bergulirnya piala dunia:

·Rekor yang tidak membanggakan, penerima kartu merah tercepat, dicatat atas nama pemain Uruguay (Jose Batista). Dia menerima kartu merah di menit pertama pada Piala Dunia 1986 ketika menghadapi Skotlandia.

·Momen final Piala Dunia antara Prancis kontra Italia pasti melekat erat di benak semua pecinta sepakbola. Pasalnya, terjadi insiden yang meneghebohkan, yakni tandukan Zinedine Zidane, pada bek Italia, Marco Materazzi. Kejadian itu berlangsung pada menit ke-110. Akibatnya, ia di kartu merah dan Italia mengambil keuntungan dari hal tersebut Hingga saat ini, misteri tentang hal apakah yang diucapkan oleh Materazzi pada Zizou sehingga membuatnya lepas kontrol belum terungkap.

·Kasus Josip Simunic,Kasus yang satu ini sangat langka. Blunder yang dilakukan oleh wasit Graham Poll membuat pemberian kartu merah pada pemain Kroasia ini menjadi sangat terkenal. Ketika melawan Autralia pada Piala Dunia 2006 silam, Poll memberikan tiga kartu kuning pada Simunic! Kartu pertama diberikan pada menit ke-61, yang kedua pada menit ke-89, dan yang terakhir pada menit ke-93. Seharusnya, Poll memberikan kartu merah pada kartu kuning kedua. Setelah diselidiki, ternyata wasit asal Inggris itu salah mencatat nama pemain dalam memberikan kartu kuning.

·Kartu merah ini dihadiahkan wasit saat Inggris melawan Argentina pada Piala Dunia 1998. Beckham dianggap melakukan tindakan kekerasan pada Diego Simeone. Padahal, dalam tayangan ulang, terlihat bahwa ayunan kaki Becks hanya sekedar 'menyentil' kaki Simeone saja.

·Piala Dunia 2006 adalah gelaran Piala Dunia yang mungkin bisa dibilang paling tegas dan keras sepanjang pelaksanaan ajang tersebut. Total, ada 28 kartu merah yang keluar dari kantong wasit kala itu, termasuk kartu merah untuk Zinedine Zidane di laga final kontra Italia.

·Rekor penerima kartu terbanyak : Zinedine Zidane..!Sepanjang Piala Dunia yang diikutinya, Zizou mengantongi 4 Kartu Kuning dan 2 Kartu Merah.

·Sampai saat ini, wasit yang memimpin pertandingan kualifikasi PD 2014 telah mengeluarkan kartu merah sebanyak 86 dari kantongnya. Negara peserta Eropa menjadi negara penyumbang kartu merah terbanyak, yaitu sebanyak 22 kartu. Aggrey Morris dari negara Tanzania (Zona Amerika Latin/Selatan) dan Savo Pavicevic dari negara Montenegro (Zona Eropa) merupakan 2 nama yang telah mendapatkan 2 kartu merah.

·Wasit Valentin Ivanov, Senin dinihari WIB (26/6/2006), mencetak rekor baru dengan mengeluarkan 16 kartu kuning dan 4 kartu merah dalam pertandingan Piala Dunia 2006, saat Portugal melawan Belanda.

·Sebagai pemegang rekor pemain terbaik dunia empat kali berturut-turut, Lionel Messi juga memiliki rekor lain yang mungkin saja banyak orang belum mengetahui. Setidaknya, sampai berita ini diturunkan pemain dengan julukan The Messiah belum sekalipun terkena kartu merah sepanjang karirnya.

·Dari sekian banyak pemain profesional yang ada, mantan pemain nasional
Inggris, Gary Lineker adalah pemain yang tak pernah mendapat kartu
kuning atau pun kartu merah selama 16 tahun kiprahnya di dunia
sepakbola baik saat bermain di klub atau pun saat memperkuat tim
nasional. Maka pada tahun 2000, Gary Lineker pun mendapat fairplay
award dari FIFA sebagai penghargaan atas sikapnya yang baik itu, sikap
yang patut dicontoh oleh para pemain sepakbola lainnya.

·Pagliuca mendapat kartu merah saat Italia menang 1-0 atas Norwegia di laga Grup E Piala Dunia 1994. Mantan pemain Inter Milan diusir wasit pada menit ke-21 oleh wasit Hellmut Krug asal Jerman. Kiper Afrika Selatan Itumeleng Khune mencatat rekor buruk saat melawan Uruguay di laga kedua Grup A, Kamis (17/6) dinihari WIB. Khune tercatat sebagai kiper kedua yang dikartu merah di Piala Dunia setelah Gianluca Pagliuca.

Demikianlah beberapa fakta menarik mengenai kartu merah dan piala dunia yang terjadi sepanjang bergulirnya piala dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline