Lihat ke Halaman Asli

Yanto Thok

Berjuang untuk menjadi Ayah yang baik untuk keluarga, Pendidik yang dirindukan anak didiknya dan pejuang di masyarakat

Begini Seharusnya Menjadi Guru

Diperbarui: 19 Januari 2024   09:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Begini Seharusnya Menjadi Seorang Guru

Dikisahkan ada seorang murid yang belajar cukup lama kepada seorang guru. Murid ini sudah mengenyam pendidikan dan mendapatkan ilmu yang banyak.
Lembar demi lembar dari kitab yang diajarkan oleh gurunya sudah ia kuasai dan pahami.
Pada suatu saat, murid ini berbeda pendapat mengenai suatu permasalahan yang sedang disampaikan oleh gurunya. Murid yang tidak sependapat dengan gurunya ini tiba-tiba berdiri sambil marah dan seketika meninggalkan tempat pembelajaran yang sedang berlangsung lalu ia pulang ke rumahnya.
Malam pun tiba. Murid yang meninggalkan pembelajaran tanpa izin kepada gurunya ini tidak bisa tidur dengan nyenyak seperti biasanya. Ia mendengar suara pintu rumahnya diketuk oleh seseorang.
Lalu ia bertanya, " Siapa..".
Kemudian pengetuk pintu menjawab, "fulan bin fulan". Setelah mendengar nama dari pengetuk pintu tersebut lalu bayangan murid menerawang pada sosok nama yang disebutkan dengan nama gurunya.
Ketika pintu dibuka, murid ini terkejut luar biasa karena yang datang ternyata adalah gurunya.
Murid ini tidak menyangka kalau gurunya akan mendatanginya begitu cepat setelah adanya perbedaaan pendapat mengenai suatu masalah dalam pembelajaran tadi siang.
Berkata gurunya :
"Wahai muridku, ratusan materi pembelajaran dan ilmu yang telah dipelajari telah menyatukan kita, apakah karena satu masalah perbedaan pendapat menyebabkan kita berpisah. Janganlah engkau berupaya untuk selalu menang dalam setiap perdebatan karena sesuatu yang menenangkan hati lebih utama dariapada memenangkan perdebatan!.
Jangan kamu hancurkan jembatan yang sudah dibangun dan diseberangi karena bisa jadi kamu akan membutuhkannya untuk kembali di suatu hari nanti. Upayakan kamu untuk selalu membenci kepada perbuatan yang salah atau dosa bukan membenci kepada pelaku salah atau dosa.
Jadilah kamu orang yang membenci terhadap terhadap perilaku maksiat tapi maafkalah pelakunya. Silakan kritik terhadap pendapat seseorang namun tetap menaruh hormat kepada orang yang menyampaikannya. Yang terpenting bagi kita sebagai seorang Murobbi dalam hidup ini adalah menghilangkan terhadap penyakitnya bukan menghilangkan orang yang sakit.
Jika ada orang mendatangimu untuk meminta maaf maka lapang hati untuk memaafkannya
Jika ada orang yang datang kepadamu membawa kesusahan maka dengarkanlah keluhannya
Jika ada orang yang butuh dating kepadamu maka berilah ia Sebagian dari apa yang telah Allah berikan kepadamu
Bila ada orang yang mendatangimu memberikan nasehat, maka berterima kasihlah kepadanya
Meskipun kamu hanya memanen duri pada suatu hari, maka tetaplah kau tanam bunganya dan janganlah pernah kau ragu. Karena balasan yang sesungguhnya adalah dari Zat yang Maha Kasih Maha Mulia yangmana jauh lebih mulia daripada balasan manusia.
---------

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline